Sabtu, 10 Agustus 2024

Kenikmatan Anak Tiriku

     KISAHDESAH : Dina adalah seorang gadis muda jelita, usianya baru 19 tahun, ia hidup bersama ibu dan ayah tirinya. Ayah kandungnya telah meninggal dunia 7 tahun yang lalu. Rupanya ayah tirinya yang baru berusia 35 tahun itu, telah lama menaruh rasa untuk menikmati dara Dina yang masih segar itu. Ayah tiri Dina meneguk air liur setiap menyaksikan pinggang, buah dada dan vagina Dina yang indah dan seksi, apalagi saat Dina sedang berbaring di atas lantai dengan pakaian seadanya. Halim memandang dengan penuh gairah. Timbullah hasratnya untuk menyaksikan tubuh anak tirinya yang cantik tanpa pakaian.





Halim mendapat akal, suatu hari ketika Dina dan ibunya sedang keluar rumah, Halim bekerja keras membuat lubang di dinding kamar mandi yang hanya dibuat dari papan. Suatu hari ketika Dina hendak pergi mandi Halim bersiap menunggu sambil mengintip dari lubang kamar mandi yang telah dibuatnya. Dina memasuki kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk di tubuhnya. Setelah mengunci pintu kamar mandi, tanpa ragu Dina melepaskan handuknya, Halim menelan liurnya menyaksikan pemandangan indah yang terpampang di depan matanya, pemandangan indah yang berasal dari tubuh indah anak tirinya, tubuh yang begitu sekal padat dan ramping itu membuat gairah Halim bergejolak, apalagi sepasang payudara yang begitu tegang dengan sepasang puting susu berwarna merah jambu menghias indah di puncak payudara yang tegang itu, mata Halim memandang ke arah celah kangkang Dina, kelihatan bulu-bulu halus indah menghias di sekitar belahan bukit Dina yang tembem.

Semua itu membuat dada Halim bergetar menahan nafsu, membuatnya semakin bernafsu ingin menikmati keindahan yang sedang terpampang di depan matanya. Halim tahu Dina sering keluar dari kamarnya pada malam hari untuk mencuci muka sebelum tidur. Pada malam berikutnya, Halim dengan sabar menunggu. Saat Dina masuk ke kamar mandi, Halim dengan senyap masuk ke kamar Dina. Halim menunggu dengan jantung berdebar keras, Dina masuk kembali ke dalam kamarnya dan mengunci pintu. Halim muncul dari belakang lemari, Dina terkejut, mulutnya ternganga, dengan cepat Halim meletakkan jari telunjuk ke mulut Dina, isyarat agar Dina jangan berteriak. Dina mundur beberapa langkah dengan perasaan takut. Halim bergerak ke arahnya dan tiba-tiba Dina ingin menjerit, tetapi Halim dengan cepat menutup mulutnya.

“Jangan teriak!” Halim mengancam.  DOMINOQQ




LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya


Dina semakin ketakutan, badannya gemetar. Halim memeluk gadis yang masih polos itu, lalu menciumi bibirnya bertubi-tubi. Dina terengah-engah.
“Jangan takut, nanti kuberikan duit” kata Halim dengan nafas menggebu-gebu.
Bibir Dina terus diciumi, gadis itu memejamkan matanya, merasakan nikmat, dengan mulut terbuka. Tanpa sadar, rontaan Dina mulai lemah, bahkan kedua lengannya memanggut bahu Halim. Sekilas terbayang adegan di buku porno yang pernah dilihatnya. Alangkah gembiranya Halim ketika Dina mulai membalas ciuman-ciumanya.
“Pak, jangan Pak…!”
Walaupun mulutnya berkata jangan, tetapi Dina tidak menentang saat bajunya dilepas. Dalam sekejap, Dina hanya mengenakan BH dan celana dalam saja, itupun tidak bertahan lama. Halim membuka bajunya sendiri. Dina lari ke tempat tidur dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Dina menghadap dinding, menunggu dengan dada bergetar. Di hatinya terjadi pertentangan antara nafsu dan keinginan untuk mempertahankan kehormatannya, namun nafsulah yang menang. Selimut yang menutupi tubuh ditarik, Dina dipeluk dari belakang dan dirasakannya hangat batang penis Halim menggesek-gesek di belahan vaginanya, Dina menggigil. Dengan bernafsu Halim menciumi tengkuk Dina, gadis itu menggelinjang-gelinjang, rasa nikmat menyelusup ke dalam dirinya.

Baca Juga = Kecelakaan Yang Membawa Nikmat

Halim membalikkan tubuh Dina hingga telentang, gadis itu meronta hendak melepaskan diri. Halim menindihnya, tangannya meraba-raba buah dada Dina. Dada yang mengkal dan montok, yang selama beberapa hari ini mengisi khayalan Halim. Kembali rontaan-rontaan Dina melemah, dirasakannya kenikmatan pada buah dadanya, yang diciumi Halim dengan berganti-ganti. Dada yang kenyal dan masih segar itu bergetar-getar, Halim membuka mulutnya dan menghisap putingnya yang merah jambu. Dina menjerit lemah dan terus tenggelam dalam erangan kenikmatan.
“Pak, mmhhh.. aahhh… ja…ngan ssshh… mmphh… sshh…”
Akhirnya Dina tidak lagi memberontak, dibiarkannya payudara kiri dan kanannya dijilati dan dihisap oleh Halim. Aroma harum yang terpancar dari tubuh gadis itu benar-benar menyegarkan, membuat rangsangan berahi Halim semakin naik. Kedua bukit indah Dina semakin mengeras dan membesar, puting yang belum pernah dihisap oleh siapapun itu semakin indah menawan. Halim terus mengulum dan mengulumnya terus. BANDARQ






Pak, Saya.. takut…” suara Dina mendesah lembut.
“Jangan takut, gak apa-apa..” kata Halim dengan napas memburu.
“Ibu, pak. Nanti ibu bangun… sshh… aaahh…”
“aakhh… ibumu gak akan bangun sampai besok pagi, dia udah aku beri obat tidur”
Dina mulai mendesah lebih bergairah ketika tangan Halim mulai bermain di liang kewanitaannya. Halim menekan-nekan bukit indah itu.
“Memek Dina tembem banget” bisik Halim sambil berkali-kali meneguk air liurnya.
Tangan Halim menguak belahan vagina Dina. Dina yang pada mulanya mengatupkan pahanya rapat-rapat kini mulai mengendurkannya. Sentuhan-sentuhan tangan Halim yang romantis mendatangkan rasa nikmat bukan kepalang, apalagi batang penis lelaki yang tegak itu, menggesek-gesek hangat di paha Dina dan berdenyut-denyut. Sebenarnya Dina ingin sekali menggenggam batang penis yang besar itu. Sementara itu Halim menggosok-gosokkan tangannya ke vagina yang ditumbuhi rambut halus yang indah menghiasi bukit itu.
“Sssshhh… mmhhh… ssshh… aakhhh…”
Dina mengeliat-ngeliat dan pahanya pun dibuka. Halim menggesek-gesekkan kepala penisnya di bibir vagina Dina yang masih rapat walau sudah dikangkangkan. Secara naluriah Dina menggenggam batang penis Halim, ia merasa malu, keduanya saling berpandangan. Dina malu sekali dan akan menarik kembali tangannya tetapi dicegah oleh Halim. Sambil tersenyum, Ayah tiri yang telah dirasuki nafsu itu berkata,
“Gak apa-apa, Dina! Genggamlah sayang, berbuatlah sesuka hatimu!”
Dan dengan dada berdegup Dina tetap menggenggam batang penis yang keras itu. Halim memejamkan mata menikmati belaian dan remasan lembut pada batang penisnya. Sementara itu tangan Halim mulai menjelajahi bagian dalam vagina Dina, gadis itu menjerit kecil berkali-kali. Bagian dalam vaginanya telah basah dan licin, ujung jari Halim menyentuh-nyentuh kelentit Dina. Dina menggelinjang-gelinjang.
“Bagaimana Dina?” tanya Halim.
“Enak… Pak!” jawab Dina.
Halim semakin liar memainkan biji kelentit Dina dengan jari tangannya. Lalu Halim menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Dina. Dipandanginya belahan vagina yang begitu indahnya, menampakkan bagian dalamnya yang kemerahan dan licin. Halim menguakkan bibir-bibir vagina itu, maka terlihatlah kelentitnya dari balik bibir vagina Dina. Halim tidak dapat menahan dirinya lagi, diciumnya kelentit Dina dengan penuh nafsu. Dina menjerit kecil.
“Kenapa Dina ? Sakit?” tanya Halim.
Dina menggelengkan kepalanya sambil mengangkat kakinya. Dengan bernafsu Halim menjilati vagina Dina dan lidahnya menerobos menjilat lubang vagina Dina, memainkan dan menyapu kelentitnya. Dina semakin tidak tahan menerima gempuran lidah Halim, tiba-tiba dirasakannya dinding vaginanya berdenyut-denyut serta seluruh tubuhnya terasa menegang dan bersamaan dengan itu ia merasakan sesuatu seperti akan menyembur dari bagian vaginanya yang paling dalam. ADUQ




“Aaachh… uugghhh… Paakk…” Dina mendesah seiring menyemburnya cairan dari vaginanya.
Sementara Halim tetap menjilati vagina Dina bahkan Halim menghisap cairan yang licin dan kental yang menyembur dari vagina Dina yang masih polos itu, dan menelannya.
“Sungguh nikmat air manimu Dina” bisik Halim mesra di telinga Dina.
Dina memandang dengan nafsu ke arah Halim, dan Halim mengerti apa yang diinginkan gadis itu, karena dia pun sudah tidak tahan. Batang penis Halim sudah keras menegang. Besar dan sangat panjang. Sedangkan vagina Dina sudah berdenyut-denyut meminta penis Halim yang besar menjelajahinya.
Maka Halim pun mengatur posisinya di atas tubuh Dina. Mata Dina terpejam, menantikan saat-saat mendebarkan itu. Batang penis Halim mulai menggesek dari sudut ke sudut, menyentuh kelentit Dina. Dina memeluk dan membalas mencium bibir ayah tirinya bertubi-tubi. Dan akhirnya senjata Halim mulai mencapai bibir lubang vagina Dina yang masih liat dan sempit. Dan Halim pun menekan vaginanya. Dina menjerit. Bagaikan kesetanan ia memeluk dengan kuat. Tubuhnya menggigil.
“Paak, ouchh… aachhh… oooughh… sakit Pak…” Dina merintih-rintih, pecahlah sudah selaput daranya.
Sedangkan Halim tidak menghiraukanya, ia terus saja menyodokkan seluruh batang penisnya dengan perlahan dan menariknya dengan perlahan pula, ini dilakukannya berulang kali. Sementara Dina mulai merasakan kenikmatan yang tiada duanya yang belum pernah dirasakannya.
“Goyangkan bokongmu ke kanan dan ke kiri sayang!” bisik Halim sambil tetap menurun-naikkan vaginanya.
“Eeeghh… yaa… aakhhh… ooughh…” jawab Dina dengan mendesah.
Kini Dina menggoyangkan pantatnya menuruti perintah ayahnya. Dirasakannya kenikmatan yang luar biasa pada dinding-dinding vaginanya ketika batang penis Halim mengaduk-aduk lubang vaginanya.
“Teee…russ… Paak… eemhh… nikmat… ooouchhh…” erang Dina.
Halim semakin gencar menyodok-nyodok vagina Dina,semakin cepat pula goyangan pantat Dina mengimbanginya hingga,
“Ouuuughh… aakuuu… maauuu… keluar… Paaak…”
“Tahan… sebentar… sayang… ooouchh…”
Halim mulai mengejang, dia pun hampir mencapai klimaksmya.
“Aaaacchhh…” jerit Dina sambil menekan pantat Halim dengan kedua kakinya ketika ia mencapai puncak kenikmatannya.
Bersamaan dengan tekanan kaki Dina, Halim menyodokkan penisnya sedalam-dalamnya sambil menggeram kenikmatan,
“Eeegghhh… Ooouuchh…”
“Croooot… crooott… croooooott…” Mengalirlah air mani Halim membasahi lubang vagina Dina yang sudah dibanjiri oleh air mani Dina. Mereka pun mencapai puncak kenikmatannya. Keduanya terkulai lemas tak berdaya dalam kenikmatan yang luar biasa dengan posisi tubuh Halim masih menindih Dina dan batang penisnya masih menancap didalam lubang vagina Dina.

**  TAMAT ** 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ngentot Kakak Sepupu Yang Lagi Hamil

NGENTOT KAKAK SEPUPU YANG LAGI HAMIL LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya Nama sepupu gue ini adalah Bunga dan suaminya...