Rabu, 20 November 2024

Bisnis Dengan Tante Girang Binal




LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya


KISAHDESAH  :  Kali ini terasa agak dingin dihembus kipas angin dari atas. Kuambil selimut sambil melihat Tante yang masih berposisi telanjang bongkok udang. Hal ini menarikku untuk memeluknya dari belakang. Kutebarkan selimut lebar itu hingga menutupi tubuh kami berdua. Tangan kiri kusisipkan di bawah badannya dan tangan kananku kupelukkan melingkupi dadanya.


Pinggulku kulekatkan ke arah pantatnya, sehingga otomatis zakarku menempel di situ pula, di sela-sela paha belakangnya.Dasar darah mudaku masih panas, sejenak kemudian burung kecilku sudah jadi ‘garuda’ perkasa yang siap tempur lagi. Kugerak-gerakkan menusuki sela-sela paha belakang Tante. Tanganku pun tidak tinggal diam dan mulai memelintir puting Tante kiri-kanan seraya meremas-remas gumpalan kenyal itu. Kontan mendapat perlakuan seperti itu Tanteku terbangun dan bereaksi.“Sudah, Ron..! Jangan lagi..!” tubuh Tante beringsut menjauhiku, namun aku tetap memeluknya erat.


Bahkan dengkulku sekarang berupaya membuka pahanya dari belakang. Tante beringsut menjauh lagi dan kedua tangannya berusaha melepas pelukanku. DOMINOQQ

“Jangan, Ron..! Aku ini Tantemu.” rintihnya sambil tetap membelakangiku.

“Tapi, tadi kita sudah melakukannya, Tante?” tanyaku tidak mengerti. Pelukanku tetap.

“Ya. Ta.. tadi Tante.. khilaf..”

“Khilaf..? Tapi kita sudah melakukannya sampai dua kali Tante?” aku tidak habis mengerti.

Kulekatkan lagi zakarku ke pantatnya. Tante menghindar.“Ii.. ya, Ron. Tante tadi benar-benar tak mampu.. menahan nafsu.. Tante sudah lama tidak melakukan ini sejak Oom-mu meninggal. Dan sekarang kamu merangsang Tante sampai Tante terlena.”

“Masak terlena sampai dua kali?”

“Yang pertama memang.


Tante baru terbangun setelah.., Roni mem.. memasuki Tante. Tante mau melawan tapi tenagamu kuat sekali sampai akhirnya Tante diam dan malah jadi terlena.”“Kalau yang kedua, Tante..?” tanyaku ingin tahu sambil mendekap lebih erat. Tante menghindar dan menepisku lagi.

“Kamu mencium bibir Tante. Di situ lah kelemahan Tante, Ron. Tante selalu terangsang kalau berciuman..”

“Oh, kalau begitu Tante kucium saja sekarang ya..? Biar Tante bernafsu lagi.” pintaku bernafsu sambil berupaya memalingkan wajah Tante. Tapi Tante menolak keras.

“Jangan, Ron..! Sudah cukup. Kita jangan berzinah lagi. Tante merasa berdosa pada Oom-mu. Hik.. hik.. hik..” Tante terisak.


Aku jadi mengendurkan serangan, meski tetap memeluknya dari belakang.Kemudian kami terdiam. Dalam dekapanku terasa Tante sedang menangis. Tubuhnya berguncang kecil.

“Ya sudah, Tante. Sekarang kita tidur saja. Tapi bolehkan Roni memeluk Tante seperti ini..?”

Tidak kuduga Tante justru berbalik menghadapku sambil membetulkan selimut kami dan berkata, “Tapi kamu harus janji tak akan menyetubuhi Tante lagi kan, Ron?”

“Iya, Tante. Aku janji.., anggap saja Tante sekarang sedang memeluk anak Tante sendiri.”Sekilas kulihat bibir Tante tersenyum. Di bawah selimut, aku kembali memeluknya dan kurasakan tangan Tante juga memelukku. Buah dada besarnya menekan dadaku, tapi aku mencoba mematikan nafsuku.


Zakarku, meski menyentuh pahanya, juga kutahan supaya tidak tegang lagi. Wajah kami berhadap-hadapan sampai napas Tante terasa menerpa hidungku. Matanya terpejam, aku pun mencoba tidur.Mungkin saking lelahnya, dengan cepat Tante terlelap lagi. Namun lain halnya dengan aku. Terus terang, meski sudah berjanji, mana bisa aku mengekang terus nafsu birahiku, terutama si ‘garuda’ kecilku yang sudah mulai mengepakkan sayapnya lagi.


Dengan tempelan buah dada sebesar itu di dada dan pelukan hangat tubuh polos menggairahkan begini, mana bisa aku tidur tenang? Mana bisa aku menahan syahwat? Jujur saja, aku sudah benar-benar ingin segera menelentangkan Tante, menusuk dan memompanya lagi!Tapi aku sudah janji tidak akan menyetubuhinya lagi. Mestikah janji ini kuingkari? Apa akal? Bisakah tidak mengingkari janji tapi tetap dapat menyebadani Tante? Benakku segera berputar, dan segera ingat kata-kata Tante tadi bahwa dia paling mudah terangsang kalau dicium. Mengapa aku tidak menciumnya saja? Bukankah mencium tidak sama dengan menyetubuhi?Ya, pelan tapi pasti kusisipkan kaki kiri di bawah kaki kanan Tante, sedang kaki kananku kumasukkan di antara kakinya sehingga keempat kaki kami saling bertumpang tindih.


Aku tidak perduli zakarku yang sudah jadi tonggak keras melekat di pahanya. Kurapatkan pelukan dan dekapanku ke tubuh Tante, wajahku kudekatkan ke wajahnya dan perlahan bibirku kutautkan dengan bibirnya.Lidahku kembali berupaya memasuki rongga mulutnya yang agak menganga. Aku terus bertahan dengan posisi erotis ini sambil agak menekan bagian belakang kepala Tante supaya pertautan bibir kami tidak lepas. Dan usahaku ternyata tidak sia-sia. Setelah sekitar 30 menit kemudian, tubuhku mulai pegal-pegal, kurasakan gerakan lidah Tante. Serta merta gerakannya kubalas dengan jilatan lidah juga. BANDARQ


“Emm.. emm.. mm..” desis Tante sambil membelit lidahku.Kepalanya kutekan makin kuat dan aku berusaha menyedot lidahnya hingga masuk ke mulutku. Kukulum lidahnya dan kupermainkan dengan lidahku. Kusedot, kusedot dan kusedot terus sampai Tante agak kesakitan, lalu kubelit-belit lagi dengan lidahku. Ya, silat lidah ini berlangsung cukup lama dan ketika tanpa sengaja pahaku menyenggol vagina tante, terasa agak basah. Pasti Tante terangsang, pikirku. Tapi aku tidak mau memulai, takut melanggar janji. Biar Tante saja yang aktif.Maka aku pun berusaha menambah daya rangsang pada diri Tante. Pelan tangan kirinya kubimbing untuk menggenggam zakarku. Meski mula-mula enggan, tapi lama kelamaan digenggamnya juga ‘garuda perkasa’-ku. Bahkan dipijit-pijit sehingga aku pun menggelinjang keenakan.

LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya

“Shh.. shh..!” desisku sambil mengulum lidahnya.Tangan kananku, setelah membimbing tangan kiri Tante menggenggam zakarku lalu meneruskan perjalanannya ke celah paha Tante yang sudah basah. Kusibakkan rambut-rambut tebal itu, mencari celah-celah lalu menyisipkan jari telunjuk dan tengahku di situ. Kugerakkan ke keluar-masuk dan Tante mendesis-desis, genggamannya di zakarku terasa mengeras. Aku tidak tahan lagi.“Masukin ya, Tante?” bisikku, lupa pada janjiku.

“Ja.. jangan, Ron..!”

“Ak.. aku nggak tahan lagi, Tante..!” pintaku.

“Di.. dijepit paha saja ya, Ron..?”

Tanpa kusuruh, Tante lalu telentang dan mengangkangkan pahanya. Pelan aku menaikinya. Tante membimbing zakarku di antara pahanya sekitar sejengkal di bawah vagina, lalu menjepitnya. Ia menggerak-gerakkan pahanya sehingga zakarku terpelintir-pelintir nikmat sekali.Payudara besar Tante menekan dadaku juga. Tangan kiriku mengutil-ngutil puting kanannya. Ciuman ke bibirnya kulanjutkan lagi, jemari tangan kananku juga terus berupaya memasuki vagina Tante dan mengocoknya.


“Heshh.. heshh.. Ron.. mm..,” Tante sulit bicara karena mulutnya masih kukulum.

“Tanganmu.. Ron..!” tangan kanan Tante berusaha menghentikan kegiatan tangan kiriku di putingnya, sedang tangan kanannya berusaha menghentikan kegiatan jemari kananku di vaginanya.Dipegangnya jemariku. Aku hentikan gerakan, tapi tiga jari tetap terendam di vagina basah itu dan kukutil-kutil kecil. Sampai Tante tidak tahan dan mengangkangkan sedikit pahanya hingga jepitan pada zakarku terlepas. Cepat kutarik jemariku dari situ dan kunaikkan sedikit tubuhku sehingga sekarang ganti zakarku berada di pintu gerbang nikmat itu. Kepalanya malah sudah menyeruak masuk.“Hshh.. Ron, jangan dimasukkan..!” Tante buru-buru memegang zakarku, digenggamnya.


“Tapi aku sudah nggak tahan Tante..” desisku.

“Cukup kepalanya saja, Ron.. dan jangan dikocok..!” Tante memperketat genggamannya, sementara aku semakin memperderas tekanan ke vaginanya.

“Ii.. ingat janjimu, Ron..!”

“Ta.. tapi Tante juga ingin kan?” tanyaku polos.

“Ii.. iya sih, Ron. Tante juga sudah nggak tahan. Tapi ini zinah namanya.”

“Apa kalau tidak dimasukkan bukan zinah, Tante?” tanyaku bloon.

“Bu.. bukan, Ron. Asal burungmu tidak masuk ke vagina Tante, bukan zinah..” aku jadi bingung.

Terus terang tidak mengerti definisi zinah menurut Tante ini.“Kalau begitu, apa Tante punya jalan keluar? Kita sudah sama-sama terangsang berat. Tapi kita nggak mau berzinah.”

“Egh.. gini aja Ron. Tante akan.. ugh.. mengulum punyamu. Turunlah sebentar..!”

Dan aku pun menurut, turun dari atas Tante dan telentang.


Tante bangkit lalu memutar badannya dan mengangkangiku. Mulutnya ada di atas zakarku dan vaginanya di atas wajahku. Kurasakan ia mulai menggenggam dan mengulum ‘garuda perkasa’-ku. Dikulum dan digerakkan naik turun di mulutnya.Shiit.. hsshh.. nikmat sekali. Jemariku segera menangkap pinggulnya yang bergerak maju mundur dan segera kuselipkan empat jari kanan ke vaginanya. Kugerakkan cepat, malah agak kasar, keluar masuk sampai basah semua.


“Ugh.. uughh.. uagh.. Ron..! Ron, Tante mau keluar, mm.. mm..” Tante terus mengulum sambil meracau. ADUQ 

Sekejap kemudian tubuhnya berhenti bergerak, lalu pinggul yang kupegangi terasa berkejat-kejat. Kemudian cairan hangat membanjiri tanganku dan sebagian menetesi dadaku. Kurasakan cairan itu seperti air maniku hanya lebih encer dan bening.Tante kemudian terkapar kelelahan di atasku dengan posisi mulutnya tetap mengulum zakarku sambil mengocoknya. Tidak berapa lama, aku pun merasa mau keluar.


“Egh.. egh.. Tante. Aku mau keluar..!” Tante malah mempercepat kocokannya dan memperdalam kulumannya. Agen Obat Kuat

Aku berkejat dan muncrat memasuki mulut Tante dan ditelannya, semuanya habis ditampung mulut Tante. Akhirnya aku pun lemas dan ikut menggelepar kelelahan.Tangan-kakiku terkapar lemas ke kiri-kanan. Tante juga terkapar kelelahan namun mulutnya masih terus menjilati zakarku sampai bersih, barulah kemudian dia berbalik dan memelukku. Wajah kami berhadapan, mata Tante merem-melek.“Kalau yang barusan ini bukan zinah tante?” tanyaku lagi.


“Bukan, Ron.. karena kamu tidak memasukkan burungmu ke vagina Tante.” jawabnya sambil mata memejam.

Aku tidak tahu apakah jawabnya itu benar atau salah. Namun, setelah kupikir-pikir, aku lalu bertanya lagi, “Jadi kalau begitu, boleh dong kita melakukan lagi seperti yang barusan ini, Tante?”


Baca Juga :  Bermain Bersama Sri


“He-eh..” jawabnya sambil terkantuk-kantuk kemudian dengkur kecilnya mulai terdengar lagi.Jam enam pagi waktu itu. Aku pun segera menebarkan selimut lagi di atas tubuh polos kami dan memeluknya dengan ketat. Rasanya aku tidak mau melepaskan tubuh Tante walau sekejap pun. Persetan dengan pekerjaan, persetan dengan kuliah. Sengaja aku juga tidak mengingatkan Tante akan pekerjaan kami. Aku malah berharap menginap lagi semalam, biar ada kesempatan bersebadan dengan Tante lebih lama lagi. Sepanjang hari ini aku mau bercumbu terus dengan Tante, sampai spermaku keluar sepuluh kali lagi! Begitu angan-angan jorokku.Ya, akhirnya memang kami hari itu tidak keluar kamar dan memperpanjang menginap sehari lagi.


Selama di dalam kamar, di atas ranjang, kami tidak pernah mengenakan pakaian barang selembar pun. Hampir setiap tiga jam sekali aku dan Tante sama-sama mengalami orgasme, meskipun hanya pakai bantuan tangan atau mulut dan lidah.Jam delapan pagi, sebelas, dua siang, lima sore, delapan malam, sebelas malam, dua pagi, lima pagi dan delapan paginya lagi kami selalu terkejat-kejat dan orgasme hampir bersamaan. Selama itu memang Tante masih selalu ingat untuk menolakku yang ingin memasukkan penisku ke vaginanya, dan aku pun menurutinya.Namun, akhirnya Tante terlena dan aku pun bebas memasukkan penisku ke vaginanya. Tentunya setelah kami pulang dari perjalanan bisnis berkesan itu, dan kembali pulang ke rumah. Kesempatan itu terbuka lebar karena memang aku suka tinggal di rumahnya.

**  TAMAT **

Selasa, 19 November 2024

Bermain Bersama Sri

KISAHDESAH  : Kisah ini murni pengalaman pribadiku yang kualami saat aku baru naik ke kelas 2 SMA (kira2 6 tahun yang lalu). Namaku Adi anak ke-4 dari 8 bersaudara, waktu itu liburan kenaikan kelas baru saja dimulai dan biasanya selalu aku rayakan bersama teman2ku dengan acara2 seperti berkemah di pantai atau menelusuri hutan lindung yang berjarak puluhan kilo dari kota kediamanku.




LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya


Tapi saat liburan ini hal tersebut diatas tidak dapat kami lakukan karena sebagian besar teman2 dekatku itu menghabiskan liburan mereka keluar kota / pulau (kotaku berada dipulau Kalimantan) sehingga aku putuskan untuk menghabiskan liburan kerumah nenekku di kampung (kira-kira 143 Km dari kotaku). Setelah menempuh perjalanan selama 1 hari sampailah aku dirumah nenekku, waktu itu sekitar jam 4 sore.


Ternyata disana sudah ada beberapa sepupuku (dari kota yg lain) yang juga akan merayakan liburan mereka selama kurang lebih 2 mingguan, umur mereka rata2 antara 8 – 12 tahun. Yang paling besar namanya Sri (anak sulung dari adik mamaku, ketiga adiknya laki-laki semua) berwajah manis dengan hidung yang mancung dan kulit tubuh putih mulus, walaupun baru kelas 1 SMP tetapi badannya sudah padat berisi dan mulai berbentuk (bongsor).


Kejadiannya bermula ketika kami sama2 mandi sore (sekitar jam 5-an) di sungai kecil yang dangkal (kira2 100 m dibelakang rumah nenek) saat itu secara tidak sengaja aku melihat kearah Sri yang sedang membetulkan kain kembannya yang kendur, betapa kagetnya aku begitu terlihat selintas susu Sri yang mulai ranum dengan puting yang kemerah2an (karena kulit Sri sangat putih dan mulus).


Aku merasakan kontolku langsung ngaceng dan keras (maklum, untuk umurku saat itu memang sedang tegangan tinggi), lalu aku berfikir keras mencari cara untuk mendekati Sri (kami sudah lama tidak bertemu, sehingga kurang akrab). DOMINOQQ


Ketika aku tengah melamunkan hal-hal jorok tiba-tiba Sri berteriak “Aduh !” dan secara reflek aku menoleh kearahnya ternyata dia terpeleset saat berjalan dipinggir sungai dengan segera aku berlari kearahnya untuk menolongnya (saat itu sepupu2ku yang lain sedang asyik bermain air sambil mandi sekitar 15 m jaraknya). “Ada apa Sri ?” tanyaku, “Aku terpeleset Bang waktu hendak naik dari sungai ” jawabnya sambil meringis menahan sakit.


Aku langsung membopong tubuhnya ke tempat permandian yang terbuat dari papan seluas 3 m persegi, lalu membantu mengurut kakinya yang keseleo. Pertama kali aku memijit kakinya Sri berteriak kecil “Aduh! sakit Bang!”, “Oke.. oke.. aku akan memijitnya pelan-pelan” sahutku.


Kemudian aku mengendurkan pijitanku di sekitar kakinya, sambil terus meringis Sri memejamkan matanya menahan sakit “Wah, kesempatan untuk mengintip nih!” fikirku sambil melotot kearah susu Sri yang mulai berbentuk dan yang lebih menggairahkanku kain kembannya yang basah membuat susunya samar2 terlihat jelas dan membayang. Semakin lama semakin asyik aku memijiti kakinya sementara itu Sri cuma tinggal memejamkan matanya saja tetapi suara rintihannya sudah tidak terdengar lagi.


Perlahan-lahan aku mulai menggeser pijatanku dari engsel kakinya kearah betis dan terus keatas betis tepat dibelakang engsel lututnya “Wah, putih benar kulitnya mana mulus lagi..” fikirku sambil menelan ludah. Sekarang gerakan tanganku bukan memijit lagi tetapi telah berubah jadi mengelus-elus, sementara Sri semakin terpejam dan samar2 kudengar suara nafasnya semakin tidak beraturan “Sudah terangsang dia..” fikirku.


Tiba-tiba sepupu2ku yang tadi asyik mandi sudah berada didekat kami “Ada apa Bang Adi? Kenapa dengan kaki Kak Sri?” tanya mereka lugu, aku dengan cepat menurunkan tanganku kembali kearah engsel kaki Sri. “Ini, tadi dia terpeleset di tepi sungai dan kakinya keseleo jadi abang bantu membawanya kesini dan memijat kakinya” jawabku enteng. Kulihat raut wajah Sri yang menunjukkan sedikit kekecewaan karena terganggu oleh adik2nya.


Kemudian kami beranjak pulang karena hari sudah mulai malam, dengan agak terpincang Sri berjalan sambil berpegangan denganku. Malam itu aku tidur larut sekali karena keasyikan ngobrol dengan kakek dan pamanku, ketika masuk kekamar tamu kulihat sepupu2ku (yang laki-laki) sudah tidur semua tetapi tidak beraturan sehingga aku tidak melihat ada ruang untuk aku tiduri. Kemudian aku keluar kamar berniat tidur di ruang TV, tiba-tiba terdengar suara kakekku yang bertanya mengapa aku tidak tidur di kamar tamu setelah aku jelaskan beliau menyuruhku untuk tidur dikamar nenek bersama nenekku (Kakekku punya kamar sendiri bersebelahan dengan kamar nenek).


Pertama-tama aku tidak melihat dengan siapa nenek tidur diatas ranjangnya karena lampu kamar yang sudah dimatikan dan hanya bercahayakan lampu teplok (nenekku selalu tidur dengan lampu minyak tanah yang digantung di dinding kamarnya), aku langsung merebahkan diri dilantai yang beralaskan tikar dengan sebuah bantal itu. Sekitar sepuluh menit saat akan terlelap tiba2 aku melihat ada yang berdiri dari ranjang nenekku menuju keluar untuk buang air kecil.


Setelah kembali baru aku tahu bahwa yang keluar barusan adalah Sri sepupuku “Kebetulan nih..” fikirku, seketika itu pula hilang rasa kantukku dan secara perlahan-lahan dengan setengah berbisik aku bertanya “Gimana Sri kakimu, masih sakit?” “Eh Bang Adi, belum tidur Bang?” Sri balik bertanya. “Iya nih, aku baru saja selesai ngobrol sama kakek dan paman. Jadi keadaan kakimu gimana?” lanjutku bertanya. “Masih sedikit sakit Bang, tapi agak mendingan setelah diolesi nenek dengan minyak urut” jawabnya. “Coba sini aku bantu pijiti” kataku asal, “Memangnya abang belum pengen tidur?” tanyanya “Iya, sekalian nungguin mataku ngantuk” jawabku sekenanya.


“Tapi pelan2 ya Bang?” “Iyaa..” jawabku bersemangat. Dengan posisi aku di lantai dan Sri berbaring diatas ranjang (nenekku sudah lama terlelap) aku memulai aksiku seperti tadi sore. Tapi untuk saat ini aku tidak berlama-lama memijit bagian kakinya yang sakit, karena utk sesaat kemudian tanganku sudah berada tepat dibelakang lutut Sri dengan gerakan membelai bukan memijit. “Mmmh. geli Bang.” ujar Sri sambil terpejam, aku hanya diam. Sekitar sepuluh menit kemudian kudengar nafasnya sudah mulai tak beraturan, lalu aku mulai berani menaikkan sasaran tanganku kearah pahanya yang putih mulus (saat itu dia hanya mengenakan celana pendek yang agak longgar).


Sri kembali mendesah lirih “Sshh..” sementara kedua tanganku semakin gila menggerayangi kedua pahanya yang semakin terbentang lebar. Untuk sesaat kami masih sibuk dengan aktifitas yang mulai memanas itu, lalu aku berinisiatif untuk menyuruhnya turun dari atas ranjang “Coba dibawah saja Sri sama Abang, nanti mengganggu nenek” ajakku setengah berbisik. Ia hanya mengangguk lemah menanggapi ajakanku sambil turun kebawah secara perlahan-lahan.


Begitu Sri mulai merebahkan tubuhnya disampingku, aku mulai melanjutkan aksiku yang terhenti sejenak tadi. Semakin keatas tanganku, semakin cepat pula dengusan nafas Sri terdengar. Tanpa ragu-ragu aku mulai menyentuh bagian pinggir celana dalam Sri dengan jemariku, sesaat kemudian jari-jariku sudah tepat berada dibagian depan cd-nya “Ahhh.” terdengar dengusan lirih yang panjang dari Sri dengan mata yang tetap terpejam.


Kurasakan cairan kental yang mulai membanjiri celana dalamnya semakin banyak. Ketika kulihat mulutnya sedikit terbuka, dengan reflek aku langsung menyumbat mulutnya dengan mulutku “Ehh.!” serunya dengan mata melotot menatapku sambil melongo. Aku terus memainkan lidah dan bibirku didalam mulutnya sekenanya (maklum aku juga belum pernah berciuman dengan seorang gadis), sejenak Sri terperangah. tetapi semakin lama kulihat matanya semakin redup karena merasakan dua sensasi kenikmatan di dua tempat yang berbeda (bibir dan vaginanya). Kurasakan mulutnya mulai bergerak bersamaan dengan lidahnya, menyambut liarnya lidahku yang menari bebas didalam mulutnya “Mmmmhhhh. sshhhhhh.” bunyi nafas kami bersamaan yang sedang didera libido hebat.


Sekarang aku mulai menjilati bagian leher Sri yang jenjang hingga kebelakang telinganya (foreplay ini kuketahui dari film2 bokep yang sering aku lihat bersama teman-temanku) seiring dengan pelukannya yang semakin erat melingkari tubuhku, aku semakin liar. sesudah beberapa kali lidahku bolak-balik menjilati leher dan telinganya segera kuangkat baju kaos oblong Sri yang sudah acak2an dengan maksud membukanya. BANDARQ


Agak susah juga karena baju yang dipakainya agak sedikit ketat dan ketika aku berhasil membukanya. ups!! Ternyata dia tidak memakai BH! Sejenak aku tertegun menyaksikan pemandangan indah dua bukit kembar yang sedang mekar dan mulai mengeras dihadapan mataku dengan kedua puting yang merah menantang seolah-olah mengundangku untuk mencicipinya.


Dengan wajah malu2 Sri menutupi kedua susunya dengan tangannya, tak kubiarkan lama.. segera kuserang lagi bibir mungil yang tersaji indah disampingku dengan hebat. Hingga perlahan-lahan mulai kuturuni leher Sri jengkal demi jengkal hingga. mulutku tepat bersarang di puncak bukitnya yang sebelah kiri!


“Ahhh.!” seru Sri merasakan rasa geli bercampur nikmat di kedua puting susunya ketika lidah dan mulutku secara bergantian menjilat dan menyedot kedua bukit kembarnya dengan rakus. Sementara mulutku sibuk, tanganku mulai menyusup dari atas celana dalamnya kepermukaan vaginanya. Kurasakan bulu-bulu halus yang masih jarang tumbuh disana, lalu dengan perlahan-lahan kumasukan jari tengahku ke liang vaginanya yang masih sempit itu. Kugesek ke kanan dan kiri ujung jariku dipermukaan vaginanya “Ohhh. ahhh. mmmmmhh.” dengusan Sri semakin tak terkendali, sesaat kemudian. “Aku mau kencing Banghh.” ucapnya lirih. Aku hanya diam sambil mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari tanganku di kedua daerah sensitifnya, lalu. “Ahhh. ahhh.


mmmmmhgh.” secara tiba-tiba Sri mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi keatas. untuk beberapa detik kemudian terhempas kebawah secara cepat “Dug..” bunyi pantatnya yang montok ketika terhempas kelantai. Aku rasakan jepitan yang lumayan keras di liang vaginanya pada jariku dan berdenyut-denyut kurang lebih 10 detik lamanya “Dia sudah orgasme nich.” fikirku sambil menghentikan seranganku kemudian menatapnya dengan tersenyum.


“Gimana yang, enak nggak?” tanyaku setengah berbisik, dia hanya mengangguk sambil tersenyum puas dengan kedua matanya masih terpejam. Kemudian secara tiba-tiba Sri merengkuhku kedalam pelukannya sehingga kami sekarang saling berpelukan kembali dengan posisi aku diatas dan dia dibawahku. “Enak Bang, enaaak sekali.” bisiknya ditelingaku sambil mempererat pelukannya. Sri tidak peduli lagi akan keadaannya yang sudah setengah bugil pada bagian atas, dia seolah-olah tidak akan melepaskanku lagi “Aduh. gue nanggung nih.” fikirku sambil membelai-belai rambut Sri yang hitam sebahu itu dan mengecup keningnya.


Tapi kalo aku mulai lagi sekarang aku takut Sri nggak merasakan sensasi sehebat yang tadi, jadi aku biarkan dia beristirahat sejenak. Setelah kurang lebih sepuluh menit kurasakan pelukannya mulai mengendur lalu kuperhatikan wajahnya yang cantik secara seksama, “ah.. sudah tertidur dia..” gumamku setelah terdengar dengkur halus yang teratur keluar dari hidungnya yang mancung.


Perlahan-lahan kulepaskan diriku dari pelukannya lalu kuusap batang kontolku yang belum mati2 dari tadi, kubuka sedikit kaki Sri yang sedang tidur terlentang dan tanganku mulai beraksi mempereteli celana pendek dan celana dalamnya secara bergantian sehingga tebentanglah pemandangan indah tubuh seorang gadis belia yang sedang mekar-mekarnya dihadapanku. Dengan sedikit tergesa-gesa akupun mulai menanggalkan seluruh pakaianku, lalu pelan-pelan kuarahkan kepala kontolku ke liang vagina Sri yang masih merah dan berbulu jarang itu.


Begitu hati-hati kugesek-gesekan kepala kontolku ke vagina Sri dengan gerakan keatas dan kebawah, semakin lama kurasakan semakin banyak lendir licin dari liang vagina Sri yang membasahi kepala kontolku. Tapi saat hendak kutekan kedalam kurasakan liang vagina Sri yang terlalu sempit untuk ukuran kontolku dan agak sedikit sakit di kepala kontolku, “kalo aku jebol perawannya sekarang berabe nih, soalnya nanti darahnya akan membasahi tikar dikamar nenek” fikirku.


Kuputuskan untuk tidak memasukkan kontolku terlalu dalam, hanya sepertiganya saja. Setelah agak lama dan dengan bersusah payah kutekan, kurasakan batang kontolku sudah terbenam sepertiganya kedalam liang vagina Sri lalu kupompa pantatku naik turun secara teratur dan perlahan-lahan. Mulanya agak seret dan sempit tetapi lama-kelamaan sudah mulai lancar “mmhhhh. ” dengusku sambil memperhatikan wajah cantik Sri yang masih tertidur pulas. Makin lama nafsuku makin tidak terkendali sehingga gerakan pantatku semakin cepat, tiba2 Sri terbangun. “Bang.!” serunya tertahan begitu melihat tubuhku sudah berada diatas tubuhnya dalam keadaan telanjang bulat dengan batang kontolku menghunjam diselangkangannya.


Tanpa menghentikan gerakan pantatku segera kulumat mulutnya yang sedikit terbuka dan. yess! Usahaku berhasil! Semakin lama kulihat matanya mulai meredup kembali dan tubuhnya mulai bergoyang kekanan dan kekiri mengimbangi gerakan tubuhku, aku semakin bernafsu. “ahhh. ohhhh.” desisnya perlahan. Untuk semakin membuatnya bernafsu kuarahkan jilatanku ke leher dan bawah telinga Sri lalu yang terakhir kukulum dan sedot secara bergantian kedua bukit kembarnya yang putih dan mulus sambil kuselingi dengan jilatan2 cepat “mmmhhhhh.. ” ADUQ serunya lirih semakin bernafsu.


Setelah kurang lebih sepuluh menit kemudian. “Banghh. aku mau kencing lagihh.” ucapnya lirih tapi tidak kujawab malah semakin kupercepat gerakan memompaku diatas tubuhnya karena kurasakan juga sesuatu dari dalam kontolku yang akan melesak keluar. “Ahhh. uhhh.” desahan Sri semakin liar seiring dengan gerakan pantatnya yang semakin kuat sehingga tanpa disadari posisi kami sekarang sudah mepet didinding kamar nenek, aku juga nggak mau kalah pompaan pantatku diatas tubuhnya semakin liar bahkan menjurus kasar. Lalu tiba-tiba Sri memelukku serta mengangkat pantatnya tinggi-tinggi secara reflek aku juga mengangkat pantatku untuk menjaga agar batang kemaluanku tidak terlanjur menjebol keperawanannya dan. “aaaaaaahhhh.” desahnya panjang ketika mengalami orgasme hebat untuk kedua kalinya, kurasakan denyutan vagina yang sangat kuat pada kepala kontolku yang sedang berada didalamnya membuat sensasi kenikmatan yang tidak terhingga pada diriku sehingga tanpa dapat kutahan secara tiba-tiba batang kontolku berdenyut keras lalu. “aaahhhh.. ” crot.! crooott. crooot! Cairan spermaku juga menyusul menyembur dengan keras kedalam liang vagina Sri membasahi rongga kemaluannya yang juga sudah penuh dengan lendir sehingga cairan spermaku ada yang meleleh keluar.


Kupeluk erat tubuh Sri yang sudah bermandikan keringat, untuk beberapa saat lamanya kami berpelukan sambil terpejam dengan sepertiga batang kemaluanku tertancap di vaginanya. Ada sekitar lima sampai enam kali semprotan kurasakan dari ejakulasiku tadi yang membuat liang vaginanya terasa becek, kemudian kucabut batang kontolku yang sekarang terlihat kemerah-merahan karena jepitan vagina Sri yang masih perawan itu.


Baca Juga : Dendam Yang Terbalas Dengan Menyetubuhinya


Kuambil celana dalamku yang tergeletak disamping tubuhnya lalu kuusapkan disekitar liang vaginanya untuk membersihkan lelehan air maniku agar tidak tumpah ke atas tikar nenek, sekilas baunya seperti aroma pemutih pakaian.


“Tadi abang kencing didalam memek Sri ya?” tanyanya pelan, aku lalu tersenyum “Itu bukan kencing Sri, tapi sperma abang. itu tandanya abang sudah sampai di puncak kenikmatan sama seperti kamu” jawabku sambil membetulkan posisi badanku. Kemudian kukecup lembut bibirnya lalu berkata “Terimakasih sayang, memekmu sangat enak” lalu dipeluknya aku seraya berbisik “Sama-sama Bang, punya Abang juga enaaak banget nanti setiap malam kita begini lagi ya Bang?” ujarnya lirih sambil tersenyum manis sekali.


Malam itu kami tertidur sambil berpelukan sampai terbangun sekitar jam setengah empat pagi saat ayam mulai berkokok, kemudian kami berpakaian kembali dan merapikan diri agar tidak ada orang dirumah nenek yang curiga atas kejadian tadi malam.

**  TAMAT **

Senin, 18 November 2024

Dendam Yang Terbalas Dengan Menyetubuhinya

 KISAHDESAH  : Kisah ini terjadi ketika aku masih pertama masuk kuliah, jurusan Teknik Mesin. aku masih berpacaran dengan seorang gadis yang bernama Lilis . Kami mulai berpacaran ketika masih di kelas 3 SMA. Lilis sebaya denganku, walaupun dia lebih tua dua setengah bulan. Lilis menurutku mempunyai sifat agresif. Dahulu ketika kami belum berpacaran, Lilis -lah yang mendekatiku, walaupun aku akhirnya yang berbicara lebih dahulu.



LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya


Menurutku Lilis cantik. Tubuhnya kecil, tidak lebih tinggi dari bahuku. Ukuran dadanya..? Memang tidak terlalu besar, yaitu 32B. Jika dibandingkan dengan tubuhnya yang kecil, ukuran dadanya cukup besar. Pertama aku melihatnya, dia nampak seperti bidadari. Kecil mungil, anggun, dan gerak geriknya menarik. Tetapi setelah aku berpacaran dengannya, kuketahui Lilis bukanlah tipe gadis yang setia. Selama berpacaran aku tidak pernah melakukan persetubuhan dengannya. Namun setelah aku mengetahui Lilis tidak setia, aku berubah pikiran, dan merencanakan suatu niat pembalasan kepadanya.


Hari itu, hari terakhir sebelum aku diputuskan oleh Lilis , aku mengajaknya ke rumahku. Saat itu di rumahku hanya ada dua orang pembantuku. Orangtuaku sedang pergi ke luar kota karena ada urusan keluarga, dan kakakku sedang pergi ke rumah temannya. Di rumahku, aku menyuruh pembantuku membuatkan minuman untuknya. Kami berdua berbincang-bincang beberapa saat dan kemudian aku mengajaknya ke balkon lantai dua. Disana aku bertanya kepadanya, apakah dia benar-benar menyukaiku. Lilis nampaknya grogi ketika mendengar pertanyaanku, dan aku terus mendesaknya. Tentu saja akhirnya dia menjawab “ya”. DOMINOQQ

  

Aku merangkul dan mencium keningnya. Lilis diam saja, sehingga membuatku semakin penasaran. Lalu kupeluk pinggangnya dan kucium telinga serta lehernya, sehingga aku mulai merasa Lilis terhanyut oleh permainanku. Setelah itu aku melakukan sedikit permainan padanya, dan nampaknya Lilis benar-benar terbawa nafsu, aku bertanya kepadanya.


“Lis, badan lo bagus deh. Gue lihat ya?” kataku sambil berusaha melepaskan kancing bajunya.


Ternyata Lilis melakukan perlawanan, sehingga aku memegang kedua tangannya dengan tangan kiriku, serta terus membuka bajunya secara paksa. Lilis kemudian berhenti melawan. Seluruh kancing bajunya akhirnya berhasil kubuka, namun bajunya tidak kutanggalkan. Dia nampak seksi.


Langkah pertama, aku mencium rambutnya sambil mengenggam tangannya, sementara tanganku yang lain memeluk pinggangnya. Aku senang karena ternyata Lilis memberikan respon. Tentu saja aku tidak memperkosanya. Aku membimbingnya ke dalam, dan membawanya ke dalam kamarku. Kemudian aku membuka baju dan celanaku, sehingga aku tinggal memakai celana dalamku. Kupeluk dia dan kucium bibirnya. Kumainkan lidahku di dalam mulutnya, dan Lilis membalas permainanku. Hebat juga, ternyata dia sangat pandai berciuman dengan lidah. Lilis membuka celana dan bajunya, sehingga dia hanya memakai pakaian dalamnya saja. Mataku tidak lepas memandang belahan payudaranya yang terlihat jelas.


“Lis, buka dong..!” kataku meminta.


Lilis menurut saja. Dia membuka celana dalamnya terlebih dahulu, sehingga aku dapat melihat vaginanya yang dihiasi bulu hitam keriting yang cukup rimbun. Kemudian dia membuka bra-nya, sehingga kedua payudaranya yang membulat kencang dengan puting susunya yang kemerahan terbuka polos, tegak menantang untuk dilumat. Dia tersenyum dan mendekatiku. Aku kemudian menjilati telinga dan tengkuknya. Lilis kegelian dan tertawa kecil. BANDARQ


Melihat kedua payudaranya yang indah dan montok itu, hatiku tidak sabar dan ingin segera merasakan kenikmatan kedua benda tersebut. Kusapukan perlahan jariku pada permukaan payudara kanannya yang halus dan lembut. Kuraba puting dan lingkaran areola-nya dengan perlahan, sehingga Lilis memejamkan matanya menikmati sensansi di puncak payudaranya. Kucubit perlahan putingnya dan kutarik, sehingga Lilis mengeluarkan desahan tertahan. Lalu kukulum payudaranya dan kuhisap dengan kuat seolah-olah aku menyusu padanya dan ingin menyedot seluruh isi payudaranya. Aku menyedot, mengulum, dan menggigit payudaranya bergantian, sehingga aku merasakan kepuasan dari payudara tersebut. Dengan melepaskan perasaan gemas yang telah lama tertahan, tanganku cepat meraih payudaranya dan kuremas dengan kuat, Lilis mengaduh kesakitan. Tanganku terasa meremas daging lembut kenyal berisi jaringan kelenjar yang membuat birahiku terbakar.


“Aduh, Wil..! Pelan-pelan dong..!” katanya sambil mendesis kesakitan.


Aku melepaskan tanganku dan jariku masuk ke liang vaginanya. Kugesek-gesekkan jariku disana sehingga Lilis mengerang. Aku lalu menunduk dan menjilati vaginanya, sehingga Lilis mendesah dan tidak mampu berdiri. Dia menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Aku terus menjilati bibir vaginanya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding vaginanya dengan cepat.


Lilis menggeliat-geliat liar sambil memegangi kepalaku.

“Ahh.. mhh.. Wil..” demikian desahannya sambil menyebut-nyebut namaku.


Aku terus beroperasi di vaginanya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Lilis . Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam vaginanya, membuat Lilis tersentak dan memekik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan vaginanya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga Lilis semakin tidak karuan menggeliat.


Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya, aku mengambil posisi dan membuka celana dalamku. Batang penisku sudah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya.


Dalam hati aku membatin, “Ini dia saatnya.. lo bakal habis, cewek sial..!”

Aku mengangkat tubuhnya yang kecil itu dan membantingnya ke tempat tidur, sehingga dia telentang sambil mengaduh. ADUQ


Sebelum dia sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan penisku ke dalam vaginanya dengan cepat, sehingga dia berteriak kesakitan. Nyaman dan hangat sekali vaginanya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat Lilis merasakan sakit pada vaginanya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan. Kemudian aku meraih kedua daging yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Lilis menjerit setinggi langit. Tangannya mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..!


Selanjutnya sambil tetap mencengkeram kedua payudaranya dan tetap menyetubuhinya, aku memutar-mutar tanganku dengan cepat dan menarik kedua payudaranya dengan kuat.


“Lebih baik bila aku bisa menyedot putus kedua payudaranya!” batinku.


Dengan pikiran seperti itu, aku menyedot kedua payudaranya dengan kuat, sehingga sekali lagi Lilis berteriak keras. Entah apa pikiran pembantuku di bawah sana, aku tidak perduli. Lalu aku menekan kedua telapakku ke dadanya, sehingga kedua payudaranya tergencet dengan keras dan sekali lagi Lilis mengaduh kesakitan. Tanganku merasakan enak sekali mempermainkan kedua daging kenyal kembar milik Lilis tersebut.


Sementara gerakan sanggamaku semakin cepat dan kasar, sehingga Lilis akhirnya terkulai lemas kehabisan tenaga menahan sakit yang dideritanya. Setelah beberapa saat aku merasakan buah zakarku geli luar biasa dan penisku berdenyut-denyut. Akhirnya aku orgasme, dan penisku menyemprotkan cairan spermaku berkali-kali ke dalam kehangatan rahimnya. Semprotan terakhir membuatku lemas dan terjatuh menindih tubuhnya.


Baca Juga : Montoknya Tubuh Sepupuku


Beberapa lama kami berdua berdiam dengan penisku masih tertancap pada lubang miliknya. Tubuh mungilnya terkulai lemas dengan denyutan jantungnya yang turun naik, menandakan dia sangat kecapaian. Rupanya tindakanku sempat membuat tubuhnya hampir pingsan dan tidak kuasa lagi menahan sakit dan lelahnya.


Aku memperhatikan dririnya yang terbaring tidak berdaya dengan nada senyuman yang puas dalam hati.


“Benar-benar puas sudah apa yang kulakukan sekarang terhadapmu.. Heh..!” kataku dalam hati sambil kubangkit dan kemudian memakai pakaianku, sementara Lilis Mulai menangis tersedu-sedu dengan masih bertelanjang bulat.


Aku dapat melihat beberapa bekas lecet akibat kekasaranku pada payudaranya.


Sambil menangis, Lilis memakai pakaiannya kembali. Setalah selesai dia memandangku dengan kebencian dan menamparku!


“Bajingan lo, Will! Lo maniak! Kita putus!!” makinya.


Aku hanya tersenyum mengejek. Aku maniak..? Dalam hati aku tertawa. Perduli amat..! Yang penting aku puas dan sakit hatiku terbalas.

**  TAMAT **

Minggu, 17 November 2024

Montoknya Tubuh Sepupuku

 KISAHDESAH  :  Ini terjadi pada tahun 1997. Ini merupakan ceritaku asli/nyata, Pada saat aku masih kuliah di semester 2, ibuku sakit dan dirawat di kota S. Oh, iya aku tinggal di kota L. Cukup jauh sih dari kota S. Karena ibuku sakit, sehingga tidak ada yang masak dan menunggu dagangan. Soalnya adik-adikku semua masih sekolah. Akhirnya aku usul kepada ibuku kalau sepupuku yang ada di kota lain menginap di sini (di rumahku). Dan ide itu pun disetujui. Maka datanglah sepupuku tadi.



LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya


Sepupuku (selanjutnya aku panggil Amita ) orangnya sih tidak terlalu cantik, tingginya sekitar 160 cm, dadanya masih kecil (tidak nampak montok seperti sekarang). Tetapi dia itu akrab sekali dengan aku. Aku dianggapnya seperti kakak sendiri.

Nah kejadiannya itu waktu aku lagi liburan semester.

Waktu liburan itu aku banyak menghabiskan waktu untuk menunggu dagangan ibuku. Otomatis dong aku banyak menghabiskan waktu dengan Amita . Mula-mulanya sih biasa-biasa saja, layaknya hubungan kami sebagai sepupu. Suatu malam, kami (aku, Amita , dan adik-adikku) sudah ingin tidur. Adikku masing-masing tidur di kamarnya masing-masing. Sedang aku yang suka menonton TV, memilih tidur di depan TV. Nah, ketika sedang menonton TV, datang Amita dan nonton bersamaku, rupanya Amita belum tidur juga.

Sambil nonton, kami berdua bercerita mengenai segala hal yang bisa kami ceritakan, tentang diri kami masing-masing dan teman-teman kami. Nah, ketika kami sedang nonton TV, dimana film di TV ada adegan ciuman antara laki-laki dan perempuan (sorry udah lupa tuh judul filmnya).

Eh, Amita itu merespon dan bicara padaku, “Wah temenku sih biasa begituan (ciuman).”

Terus aku jawab, “Eh.. kok tau..?”

Rupanya teman Amita yang pacaran itu suka cerita ke Amita kalau dia waktu pacaran pernah ciuman bahkan sampai ‘anu’ teman Amita itu sering dimasuki jari pacarnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan sampai dua jarinya masuk.


Setelah kukomentari lebih lanjut, aku menebak bahwa Amita nih ingin juga kali. Terus aku bertanya padanya, “Eh, kamu mau juga nggak..?”

Tanpa kuduga, ternyata dia mau. Wah kebetulan nih.

Dia bahkan bertanya, “Sakit nggak sih..?”

Ya kujawab saja, “Ya nggak tau lah, wong belum pernah… Gimana.., mau nggak..?”

Amita berkata, “Iya deh, tapi pelan-pelan ya..? Kata temenku kalo jarinya masuk dengan kasar, ‘anunya’ jadi sakit.”

“Iya deh..!” jawabku.

Kami berdua masih terus menonton film di TV. Waktu itu kami tiduran di lantai. Kudekati dia dan langsung tanganku menuju selangkangannya (to the point bok..!). Kuselusupkan tangan kananku ke dalam CD-nya dan kuelus-elus dengan lembutnya. Amita tidak menolak, bahkan dengan sengaja merebahkan tubuhnya, dan kakinya agak diselonjorkan. Saat merabanya, aku seperti memegang pembalut, dan setelah kutanyakan ternyata memang sejak 5 hari lalu dia sedang menstruasi.


Aku tidak mencoba membuka pakaian maupun CD-nya, maklumlah takut kalau ketahuan sama adik-adikku. Dengan CD masih melekat di tubuhnya, kuraba daerah di atas kemaluannya. Kurasakan bulu kemaluannya masih lembut, tapi sudah agak banyak seperti bulu-bulu yang ada di tanganku. Kuraba terus dengan lembut, tapi belum sampai menyentuh ‘anunya’, dan terdengar suara desisan walau tidak keras. Kemudian kurasakan sekarang dia berusaha mengangkat pantatnya agar jari-jariku segera menyentuh kemaluannya. Segera kupenuhi keinginannya itu.

Waktu pertama kusentuh kemaluannya, dia terjengat dan mendesis. Kugosok-gosok bibir kewanitaannya sekitar 5 menit, dan akhirnya kumasukkan jari tengahku ke liang senggamanya.


“Auw..,” begitu reaksinya setelah jariku masuk setengahnya dan tangannya memegangi tanganku.

Setelah itu dengan pelan kukeluarkan jariku, “Eeesshh…” desisnya.

Lalu kutanya, “Gimana..? Sakit..?”

Dia menggeleng dan tanpa kusadari tangannya kini memegang telapak tangan kananku (yang berada di dalam CD-nya), seakan memberi komando kepadaku untuk meneruskan kerjaku.

Sambil terus kukeluar-masukkan jariku, Amita juga tampak meram serta mendesis-desis keenakan. Sementara terasa di dalam CD-ku, batang kemaluanku juga bangun, tapi aku belum berani untuk meminta Amita memegang rudalku (padahal aku sudah ingin sekali).


Sekitar 10 menit peristiwa itu terjadi. Kulihat dia tambah keras desisannya dan kedua kakinya dirapatkan ke kaki kiriku. Sepertinya dia telah mengalami klimaks, dan kami akhirnya tidur di kamar masing-masing. DOMINOQQ

Hari berikutnya, aku dan Amita siap-siap membuka warung, adikku pada berangkat sekolah, sehingga hanya ada aku dan Amita di warung. Hari itu Amita jadi lebih berani padaku. Di dalam warungku sambil duduk dia berani memegang tanganku dan menuntunnya untuk memegang kemaluannya. Waktu itu dia memakai hem dan rok di atas lutut, hingga aku langsung bisa memegang selangkangannya yang terhalang CD dan pembalut. Kaget juga aku, soalnya ini kan lagi ada di warung.

“Nggak pa-pa Mas.., khan lagi sepi.” katanya dengan enteng seakan mengerti yang kupikirkan.

“Lha kalo ada pembeli gimana nanti..?” tanyaku.


“Ya udahan dulu, baru setelah pembelinya balik, kita lanjutin lagi, ok..?” jawabnya.

Dengan terpaksa kuraba-raba selangkangannya. Hal tersebut kulakukan sambil mengawasi di luar warung kalau-kalau nanti ada pembeli datang. Sementara aku mengelus selangkangannya, Amita mencengkeram pahaku sambil bibirnya digigit pelan tanda menikmati balaianku. Peristiwa itu kuakui sangat membuatku terangsang sekali, sehingga celana pendekku langsung terlihat menonjol yang bertanda batang kejantananku ingin berontak.

“Lho Mas, anunya Mas kok ngaceng..?” katanya.


Ternyata dia melihatku, kujawab, “Iya ini sih tandanya aku masih normal…”

Aku terus melanjutkan pekerjaanku. Tanpa kusadari dia pun mengelus-elus celanaku, tepat di bagian batang kemaluanku. Kadang dia juga menggenggam kemaluanku sehingga aku juga merasa keenakan. Baru mau kumasukkan tanganku ke CD-nya, tiba-tiba aku melihat di kejauhan ada anak yang sepertinya mau membeli sesuatu di warungku. 

Kubisiki dia, “Heh ada orang tuh..! Stop dulu ya..?”


Aku menghentikan elusanku, dia berdiri dan berjalan ke depan warung. Benar saja, untung kami segera menghentikan kegiatan kami, kalo tidak, wah bisa berabe nanti. Sehabis melayani anak itu, dia balik lagi duduk di sebelahku dan kami memulai lagi kegiatan kami yang terhenti. Seharian kami melakukannya, tapi aku tidak membuka CD-nya, karena terlalu beresiko. Jadi kami seharian hanya saling mengelus di bagian luar saja.



LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya


Malam harinya kami melakukan lagi. Aku sendirian nonton TV, sementara adikku semua sudah tidur. Tiba-tiba dia mendatangiku dan ikut tiduran di lantai, di dekatku sambil nonton TV. Kemudian tiba-tiba dia memegang tanganku dan dituntun ke selangkangannya. Aku yang langsung diperlakukan demikian merasa mengerti dan langsung aku masuk ke dalam CD-nya, dan langsung memasukkan jariku ke kemaluannya. Sedangkan dia juga langsung memegang batang kejantananku.


“Aku copot ya CD kamu, biar lebih enakan.” kataku. BANDARQ

Dia mengangguk dan aku langsung mencopot CD-nya. Saat itu dia memakai rok mininya yang tadi, sehingga dengan mudah aku mencopotnya dan langsung tanganku mengorek-ngorek lembah kewanitaannya dengan jari telunjukku. Aku juga menyuruh mengeluarkan batang kejantananku dari CD-ku, sehingga dia kini bisa melihat rudalku dengan jelas, dan dia kusuruh untuk menggenggamnya. Kukorek-korek kemaluannya, kukeluar-masukkan jariku, tampaknya dia sangat menikmatinya. Kulihat batang kemaluanku hanya digenggamnya saja, maka kusuruh dia untuk mengocoknya pelan-pelan, namun karena dia tidak melumasi dulu batangku, maka kemaluanku jadi agak sakit, tapi enak juga sih.


“Eehhsstt… eehhsstt… Ouw.., eehhsstt… eehhsstt… eehhsstt…” begitu erangannya saat kukeluar-masukkan jariku.

Kumasukkan jariku lebih dalam lagi ke liang kewanitaannya dan dia mendesis lebih keras, aku suruh dia agar jangan keras-keras, takut nanti adikku terbangun.

“Kocokkannya lebih pelan dong..!” kataku yang merasa kocokkannya terhenti.

Kupercepat gerakan jariku di dalam liangnya, kurasakan dia mengimbanginya dengan menggerakkan pantatnya ke depan dan ke belakang, seakan dia lagi menggauli jariku. Dan akhirnya, “Oh.., oohh.. oohh.. ohh…” rupanya dia mencapai klimaksnya yang pertama, sambil kakinya mengapit dengan keras kaki kananku.


Kucabut jariku dari kemaluannya, kulihat masih ada noda merah di jariku. Karena aku belum puas, aku langsung pergi ke kamar mandi dan kutuntun Amita . Di kamar mandi aku minta dia untuk mengocok batang kejantananku dengan tangannya. Dia mau. Aku lepaskan celanaku, setelah itu CD-ku dan batang kejantananku langsung berdiri tegap. Kusuruh dia mengambil sabun dan melumuri tangannya dengan sabun itu, lalu kusuruh untuk segera mengocoknya. Karena belum terbiasa, sering tangannya keluar dari batangku, terus kusuruh agar tangannya waktu mengocok itu jangan sampai lepas dari batangku. Setelah 5 menit, akhirnya aku klimaks juga, dan kusuruh menghentikan kocokannya.


Seperti pagi hari sebelumnya, kami mengulangi perbuatan itu lagi. Tidak ada yang dapat kuceritakan kejadian pagi itu karena hampir sama dengan yang terjadi di pagi hari sebelumnya. Tapi pada malam harinya, seperti biasa, aku sendirian nonton TV. Amita datang, sambil tiduran dia nonton TV. Tapi aku yakin tujuannya bukan untuk nonton, dia sepertia ketagihan dengan perlakuanku padanya. Dia langsung menuntun tanganku ke selangkangannya. Aku bisa menyentuh kewanitaannya, tapi ada yang lain. Kini dia tidak memakai pembalut lagi.

“Eh, kamu udah selesai mens-nya..?” tanyaku.


“Iya, tadi sore khan aku udah kramas, masa nggak tau..?” katanya.

Aku memang tidak tahu. Karena memang aku kurang peduli dengan hal-hal seperti itu. Aku jadi membayangkan yang jorok, wah batang kejantananku bisa masuk nich. Kuraba-raba CD-nya. Tepat di lubang kemaluannya, aku agak menusukkan jariku, dan dia tampak mendesis perlahan. Tangannya kini sudah membuka restleting celana pendekku, selanjutnya membukanya, dan CD-ku juga dilepaskankan ke bawah sebatas lutut.

Digenggamnya batang kejantananku tanpa sungkan lagi (karena sudah sering kali ya..?). Aku juga membuka CD-nya, tapi karena dia masih memakai rok mini lagi, jadi tidak ketahuan kalau dia sekarang bugil di bagian bawahnya. Dia kini dalam keadaan mengangkang dengan kaki agak ditekuk. Kuraba bibir kemaluannya dan dengan agak keras, kumasukkan seluruh jari telunjukku ke lubang senggamanya.


“Uhh.. esshh.. eesshh.. esshh…” begitu desisnya waktu kukeluar-masukkan jariku ke lubang senggamanya.

Sementara dia kini juga berusaha mengocok batang keperkasaanku, tapi terasa masih sakit. Kukorek-korek lubang kemaluannya. Lalu timbul keinginanku untuk melihat kemaluannya dari dekat. Maklumlah, aku khan belum melihat langsung bentuk kemaluan wanita dari dekat. Paling-paling dari film xx yang pernah kutonton.

Kuubah posisiku, kakiku kini kuletakkan di samping kepala Amita , sedangkan kepalaku berada di depan kemaluannya, sehingga aku dengan leluasa dapat melihat liang kewanitaannya. Dengan kedua tanganku, aku berusaha membuka bibir kemaluannya.


Tapi, “Auw.. diapaain Mas..? Eshh.. uuhh..” desisannya tambah mengeras.

“Sorry.., sakit ya..? Aku mo lihat bentuk anumu nih, wah bagus juga yach..!” sambil terus kukocokkan jariku.

Kulihat daging di lubangnya itu berwarna merah muda dan terlihat bergerak-gerak.

“Wah, jariku aja susah kalo masuk kesini, apalagi anuku yang kamu genggam itu ya..?” pancingku.

Dia diam saja tidak merespon, mungkin lagi menikmati kocokan jariku karena kulihat dia memaju-mundurkan pantatnya.

“Eh, sebenarnya yang enak ini mananya sich..?” tanyaku.

Tangan kirinya menunjuk sepotong daging kecil di atas lubang kemaluannya.

“Ini nich.., kalo Mas kocokkan jarinya pas menyentuh ini rasanya kok gatel-gatel tapi enak gitu.”

“Mana.., mana.., oh ini ya..?” kugosok daging itu (yang kemudian kuketahui bernama klitoris) dan dia makin kuat menggenggam batang kemaluanku.

“Ahh. auu.. enakk Maass… eehh… aahh.. truuss Mass, terusiinn.. ohh..!”

Tangannya setengah tenaga ingin menahan tanganku, tapi setengahnya lagi ingin membiarkan aku terus menggosok benda itu. ADUQ


Dan akhirnya, “Uhh.. uhh.. uuhh.. ahh.. aahh..” dia mencapai klimaks.

Aku terus menggosoknya, dan tubuhnya terus menggelinjang seperti cacing kepanasan.

Lalu kubertanya, “Eh, gimana kalo anuku coba masuk ke sini…? Boleh nggak..? Pasti lebih enakan..!”

Dia hanya mengangguk pelan dan aku segera merubah posisiku menjadi tidur miring sejajar dengan dia. Kugerakkan batang kejantananku menuju ke lubang kemaluannya. Kucoba memasukkan, tapi rasanya tidak bisa masuk. Kurubah posisiku sehingga dia kini berada di bawahku. Kucoba masukkan lagi batangku ke lubangnya. Terasa kepala anuku saja yang masuk, dia sudah mendesis-desis.

Kudorong lebih dalam lagi, tangannya berusaha menghentikan gerakanku dengan memegang batangku. Namun rasanya nafsu lebih mendominasi daripada nalarku, sehingga aku tidak mempedulikan erangannya lagi.

Kutekan lagi dan, “Auuwww.. ehhssaakkiitt..!”

Aku berhasil memasukkan batang anuku walau tidak seluruhnya. Aku diam sejenak dan bernapas. Terasa anunya memeras batangku dengan keras.

“Gimana, sakit ya.., mo diterusin nggak..?” tanyaku padanya sambil tanganku memegang pantatnya.

Dia tidak menjawab, hanya terdengar desah nafasnya. Kugerakkan lagi untuk masuk lebih dalam. Mulutnya membuka lebar seperti orang menjerit, tapi tanpa suara.

Karena dia tetap diam, maka kulanjutkan dengan mengeluarkan batangku. Dan lagi-lagi dia seperti menjerit tapi tanpa suara. Saat kukeluarkan, kulihat ada noda darah di batangku. Aku jadi kaget, “Wah aku memperawaninya nih.”

“Gimana.., sakit nggak.., kalo nggak lanjut ya..?” tanyaku.


Baca Juga : Susu Besar Dita 


“Uhh.. tadi sakiitt sich… uhh. geelii..” begitu katanya waktu anuku kugesek-gesekkan.

Setelah itu kumajukan lagi batang kejantananku, Amita tampak menutup matanya sambil berusaha menikmatinya. Baru kali ini batangku masuk ke liangnya wanita, wah rasanya sungguh nikmat. Aku belum mengerti, kenapa kok di film-film yang kulihat, batang kejantanan si pria begitu mudahnya keluar masuk ke liang senggama wanita, tapi aku disini kok sulit sekali untuk menggerakkan batang kejantananku di liang keperawanannya.

Namun setelah beberapa menit hal itu berlangsung, sepertinya anuku sudah lancar keluar masuk di anunya, maka agak kupercepat gerakan maju-mundurku di liangnya. Kurubah posisiku hingga kini dia berada di bawahku. Sambil masih kugerakkan batangku, tanganku berusaha mencapai buah dadanya. Kuremas-remas buah dadanya yang masih kecil itu bergantian, lalu kukecup puting buah dadanya dengan mulutku.

Dia semakin bergelinjang sambil mendesis agak keras. Akhirnya setelah berjalan kurang lebih 10 menitan, kaki Amita berada di pantatku dan menekan dengan keras pantatku. Kurasa dia sudah orgasme, karena cengkeraman bibir kemaluannya terhadap anuku bertambah kuat juga. Dan karena aku tidak tahan dengan cengkeraman bibir kemaluannya, akhirnya, “Crot.. crot.. crot..” air maniku tumpah di vaginanya.


Serasa aku puas dan juga letih. Kami berdua bersimbah keringat. Lalu segera kutuntun dia menuju kamar mandi dan kusuruh dia untuk membersihkan liang kewanitaannya, sedangkan aku mencuci senjataku. Setelah itu kami kembali ke tempat semula.

Kulihat tidak ada noda darah di karpet tempat kami melakukan kejadian itu. Dan untung adik-adikku tidak bangun, sebab menurutku desisan dan suara dia agak keras. Lalu kumatikan TV-nya, dan kami berdua tidur di kamar masing-masing.

Sebelum tidur aku sempat berfikir, “Wah, aku telah memperawani sepupuku sendiri nich..!”

Sewaktu aku sudah kuliah lagi (dua hari setelah kejadian itu), dia masih suka menelponku dan bercerita bahwa kejadian malam itu sangat diingatnya dan dia ingin mengulanginya lagi. Aku jadi berpikir, wah gawat kalo gini. Aku jadi ingat bahwa waktu itu aku keluarkan maniku di dalam liang keperawanannya.

“Wah, bisa hamil nich anak..!” pikirku.

Hari-hariku jadi tidak tenang, karena kalau ketahuan dia hamil dan yang menghamili itu aku, bisa mampus aku. Setelah sebulan lewat, kutelpon dia di rumahnya. Setelah kutanya, ternyata dia dapat mens-nya lagi dua hari yang lalu. Lega aku dan sekarang hari-hariku jadi balik ke semula.

Begitulah ceritaku saat menggauli sepupu sendiri, tapi dasar memang sepupuku yang agak ‘horny’. Tapi sampai saat ini kami tidak pernah melakukan perbuatan itu lagi

**  TAMAT **

Sabtu, 16 November 2024

Susu Besar Dita

  KISAHDESAH  :  Cewek yang bernama Dita  di daerahku terkenal dengan buah dada yang besar, dengan pedenya dia selalu.memamerkan payudaranya ke publik, dan sebab itulah aku ingin mencicipi tubuhnya yang membuat menggoda. nafsuku, dia merupakan artis yang naik daun dimana aku mendapat undangan launching film pertamanya. 



LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya


Dengan relasi yang banyak aku kenal di kesempatan itu bisa menemui Dita di rumahnya, dengan alasan dia

ingin membuat web pribadinya, dia meminta bantuanku untuk mengoperasikan webnya sudah dua kali aku

datang ke rumahnya untuk meeting di tempat umum, dan untuk ketiganya aku meeting di rumahnya kemudia

berhasil menidurinya di ranjang.

Singkat cerita ketika aku siang itu mengadakan meeting di rumahnya dan hanya dihadiri kami berdua,

tanpa suami Dita sama sekali.

“Apa saja hendak diisi .. “ tanyaku sambil menghembuskan rokokku yang hanya separo isinya

“Apa sajalah .. profile pribadi … “

“Yang bagian dalam dalam ?” tanyaku nakal sampai tertawa

“Ya janganlah … mosok kayak gitu diobral “ Ujar Dita dengan tersenyum sambil membusungkan dadanya

seolah ada yang gatal di punggungnya

Aku menahan nafas.

“Alamak besar sekali .. ingin aku merasakan kekenyalan buah dadanya “ batinku berteriak

“Ya setidaknya orang khan banyak nanya berapa ukuran BH Mbak Dita “ ujarku sambil cengengesan

Bukan marah yang kudapat, namun aku justru dilempari bungkus rokokku

“Sialan lo Han … “

“Seperti biasa .. saya biasa nangani web orang lain, ya kudu tahu sedikitlah profilenya, baik yang

luaran maupun dalemannya “

“Hah .. “ Dita terkejut

“Khan cuma sedikit Mbak Dita .. kalo seluruhnya ya mana mau “ ujarku sambil menetralkan dirinya dan

kembali tertawa, menyunggingkan senyum nakalnya, matanya menatapku seolah ingin menelanku.

Hari itu Dita menggunakan pakaian yang sangat mengundang birahiku, belahan dadanya terbuka lebar,

sedang roknya hanya pendek sekali sehingga kemulusan pahanya membuat aku suka kebablasan bicara, namun

hal itu malah disukai Dita.

Maklum sebagai seorang janda, kebutuhan seksnya harus disalurkan atau menjadi beban dirinya. Sekalipun

mempunyai kekasih dari Jerman, namun tidak semuanya bisa terlampiaskan. Bahkan lama lama Dita 

memancingku agar lebih berani mendekatinya, ketika kami semakin akrab untuk rembugan masalah webnya.

“Lantas untuk jatah seksnya gimana Mbak Dita?” tanyaku tanpa melihatnya dengan menulis di agendaku

“Ih .. nanya kok gitu sih … “Dita terkejut kembali

“Lha gue sendiri juga bingung .. disuruh nulis profile khan harus nanya deh .. biar nggak salah kutip”

ujarku sambil tertawa

“Nakal sih kamu ..

“Lha kalo cuma ditulis apa adanya penggemar nggak mau ngakses .. apalagi kalo artisnya terbuka mah

gampang dibina dan diarahkan “ kataku sambil memandangnya

“Oke deh … minimal seminggu sekali lah .. “

“Sama siapa ?”

“Rahasialah .. itu jangan dimasukan donk .. malu aku “Cerita Sex Dewasa

“Nggak deh .. aku bisa menjaga privasi orang .. sekalipun itu selingkuhan “ kataku sambil tertawa

“Mang kamu suka selingkuh ? nikah saja belum “

“Lha kalo dikatakan gangguin istri orang nggak pas je .. yang diajak nggak merasa terganggu sih, malah

senang dan puas gitu

Dita tertawa keras, karena saking tertawanya tangannya menyenggol gelas sehingga jatuh, kami sama sama

hendak memungut pecahan gelas itu sambil posisi membungkuk, mataku tertuju pada buah dadanya yang

besar itu, Dita memandangku ketika aku melihat ke arah dadanya itu.

“Nakal sih kamu “ ujar Dita dengan menjawil hidungku

“Andai boleh sih aku bermain disitu “ ujarku dengan berbisik

Dita memandangku dengan mata teduh, lalu berdiri dan menarik tanganku, aku menurut saja dan

digelandang ke kamarnya

Sesampai di kamar ditutupnya pintu.

“Kau boleh lihat seluruh tubuhku Han .. kau akan menyesal .. “ kata Dita dengan membuka pakaiannya,

aku berdegup dengan kencang di ranjang dalam posisi duduk.

Penisku sudah ngaceng sejak masuk ke rumah Dita.

“Aku tahu kau ngaceng sejak awal … sekarang kau buktiin kata katamu bisa menyenangkan istri orang “

tantang Dita dengan pandangan nakal membuka BHnya. Ketika cup BH itu lepas, besar buah dadanya sangat

menantang sekali. DOMINOQQ



LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya


Benar benar bidadari Mbak Dita ini “ gumamku disambut dengan tawa cekikikan, lalu jongkok dan meremas

penisku yang tercetak jelas, aku sudah membuka baju dan kaos dalamku.

“Awwww .. sakit deh kalo masih dalam celana “

Aku langsung meremas buah dadanya yang kenyal dan besar itu

“Aww … Han … remas oh .. enaknya tanganmu “ erang Dita dengan binal dan semakin nakal menarik

celana panjangku, penisku menyembul dari celana dalamku bagia kepalanya

“Ih .. kontolmu besar sekali Han … “ puji Dita sambil menarik CDku dan kini penisku mengacung dengan

bebasnya

“Ntar kalo masuk ke tempekku apa muat ya ? “ujar Dita dengan nakal meremas dan mengocok penisku.

“Masuklah .. ujarku dengan menarik tangan Dita agar naik ke ranjang, kutindih Dita dengan gemas dan

aku memberikan ciuman bibir dengan rakus, bibir kami saling bertaut, sedang tanganku bermain di

dadanya yang membusung itu. Kukulum bibir itu da kucari lidahnya, kami bermain lidah, juga saling

menghisap dan bertukar air liur.

“Han .. puasi aku ya .. aku sudah lama ndak digituin” pinta Dita dengan wajah memelas

“Aku juga menginginkan Mbak Dita.. “ kataku kembali menyerbu ke bibirnya, pertarungan bibir kembali

menghebat,

memegang kepalaku untuk mengontrol pagutannya dan aku memeluknya sehingga tindihanku semakin

membuat Dita terdesak, tanganku semakin nakal ke bawah mengelus pahanya yang mulus, membuat Dita 

menggelinjang tak karuan, tanganku naik dan menarik CDnya, Dita membantunya dan aku melirik kebawah,

jembutnya sangat rapi dan sedikit lebat

Pagutan demi pagutan membuat kami larut dalam permainan seks yang dashyat, Dita semakin tenggelam

dalam pelukan. Tangannya mengelus punggung, kemudian turun ke depan dan memegang penisku dan diarahkan

ke lubangnya, kutahan tangannya dan tetap kuberikan ciuman bibir

“Jangan dulu Mbak Dita .. aku belum mengoralmu “ kataku dengan nafas tersengal karena permainan bibir

yang lama dan itu disukai Dita .

“Aku nggak tahan, sayang .. Oh .. puasi aku . semprot aku dengan air manimu, sayang “ ujar Dita  dengan

mesra

“Akan kupuasi kau Mbak Ditaku, sayang .. “

“Kontolmu gedhe .. ayo masukin ke tempekku, sayang .. sodok tempekku sepuasmu Han “ ujar Dita 

memberikan semangat.

Aku langsung mengelesot dan memandang vagina Dita , bentuknya sangat rapat sekali karena lama tak

dipakai.

“Rapat sekali, sayang .. Oh Mbak Dita .. kalo nggak dioral nggak cukup masuk deh “ kataku sambil

memberikan elusan di vaginanya dan Dita merintih

“Terserah kamu,sayang .. “

Aku langsung menyosor ke vaginanya dan kuberikan sedotan di lubangnya membuat Dita langsung mengerang

dan menggelinjang

“Awwww ..aaaaarggg .. terus sayang … terus “ erang Dita dengan gemas, tubuhnya menggelinjang ke

kekiri dan kekanan, matanya merem melek menikmati oralku di vaginanya.

“Terus Han…. Aoooooo … aku nggak … “ erang Dita dengan suara yang sedikit keras sehingga

suaranya sangat nyaring di kamarnya

Aku mengoral vagina Dita dengan sangat senang sekali, akhirnya kunikmati tubuh sintal dengan buah dada

besar ini, sambil mengoral dan mencoba mengerjai klitorisnya, tanganku meremas buah dadanya,

Sehingga Dita semakin menghebat dalam menggelinjang bak cacing kepanasan, tubuhnya bekeringat dengan

deras dan sudah basah, bibirnya digigit gigit lalu dilepaskan lagi, tangannya menggapai gapai sprei,

Aku terus saja menyedot klitoris dan menyentilnya dengan lidahku, setiap kusentil Dita menaikan

dadanya sehingga tanganku semakin mantap meremas buah dadanya, tanganku tak bisa melingkari buah dadanya.

“Oooooooooohhhhhh … ssssssstttttt ..eeeeeeenaaaaaak “ teriak Dita dengan nyaring dan tak perduli

lagi, siang yang panas itu membuat tubuhnya semakin licin berkeringat

Aku terus menyedot nyedot dan Dita semakin tak karuan bahkan terus saja menggolengkan tubuhnya,

kakinya menjepit kepalaku sehingga aku tak bisa bergerak, kepalaku diremas remas bagian rambutku dan

Dita semakin keras menggelinjang tak tahan kuoral

Cerita Dewasa – Akhirnya Dita mencapai orgasme yang pertama, tubuhnya menegang sangat kaku saat mencapai orgasme,

tanganku menahan pahanya agar tak menjepitku lebih keras, kepalaku lepas, dari vaginanya muncratlah

cairan kewanitaannya dan muncratnya sangat deras seperti air kecing lelaki dalam posisi ngaceng.

“Hmmm . lama tak disetubuhi ya ?” tanyaku sambil tiduran di sampingnya dan kuberikan senyuman mesra.

Dita menikmati orgasmenya, tubuhnya melemas dengan cepatnya dan kubiarkan saja dengan memandangnya,

matanya masih merem, lalu pelan pelan membuka matanya, melihatku tersenyum Dita membalasnya

“Terima kasih Han .. aku sudah lama nggak disodok sodok”

“Ntar aku puasi, lihat tuh .. penisku yang akan mengoyak vagina Mbak Dita “ ujarku menunjuk ke penisku

yang manggut-manggut.

Tunggu sebentar, sayang … “

Kubiarkan, aku hanya diam memandangnya, tiba tiba Dita menindihku, memberikan ciuman bibirnya yang

sangat rakus sekali, lalu menduduki pingangku, tangannya diletakan diatas mulutnya dan diludahi,

kemudian mundur lagi dan memegang penisku dan diolesi dengan ludahnya lalu dikocoknya

“Gedhe banget kontolmu Han …. “ ujarnya mengarahkan penisku ke lubang kemaluan Dita dengan gemas

Aku hanya bisa tiduran dan mengelus elus buah dadanya, mili demi mili penisku mulai masuk.

“Auuuuuuuh … besar sekali .. Oooooh …. enaknya kontolmu … “ erang Dita dengan suara mendesah

“Oh .. betapa bahagianya aku bisa menikmati tubuhmu Mbak Dita “ kataku sambil meremas buah dadanya,

rambutanya yang panjang itu semakin tak karuan. Penisku semakin tenggelam dalam lubangnya yang semakin

licin dan becek itu, penisku serasa diurut urut, lubangnya sangat sempit, bagian atas vagina

menggelembung seiring penisku semakin tenggelam, Dita meringis dan memandangku dengan senyuman

menggoda

“Mbak Dita mau tiap hari kuginiin “ tanyaku nakal.

“Mau ah .. tiap hari “ kata Dita dengan meracau tak karuan

Penisku tinggal beberapa centi saja, lalu dengan gemas Dita menyentaknya sehingga kami memekik

bersamaan

“Addddduuuuh … enaknya … “ pekik Dita dengan menarik tanganku agar bisa duduk diranjang,

kuposisikan saat menggeser pantatku serasa sangat diperas dalam vaginanya

“Bisa muncrat nih “ semprotku ngawur

“Awas kalo keluar duluan .. “Dita balik menyemprotku.

Dita lalu naik turun mengenjotku, aku mengimbangi gerakannya, tangan Dita dirangkulkan ke pundaku dan

tangannya menyatu, gerakan buah dadanya naik turun menyetubuhiku sehingga aku semakin suka dengan buah

dada besar itu, kuremas remas dan Dita melenguh dengan keras

“Oh . enaknya .. terus Han .. ayo .. ayo .. “ kata Dita dengan mengajakku mendayung lebih dalam.

“Iya, sayang .. oh.. ingin aku bersamamu terus Mbak Ditaku “ ujarku sambil memberikan ciuman bibir,

bibir kami bertaut dengan mesra, tanganku bertelapak dan meremas buah dadanya membuat Dita 

menggelinjang tak karuan, penisku keluar masuk vagina Dita , gerakan Dita sangat bervariasi tidak hanya

naik turun kadang memutar membuat penisku serasa disedot sedot dan dipilin pilin dengan hebat

Kami saling memacu, bunyi keciplak alat kelamin kami membuat kami semakin terhanyut dalam nafsu

birahi.

“Oh .. sayang … enak sekali .. nik..nikmat “ kata Dita dengan kembali melumat bibirku tangannya

memegang telapak tanganku agar terus meremas remas buah dadanya yang besar itu. Gerakan Dita semakin

liar di atasku sehingga Dita semakin binal dan tak terkontrol, wanita ini memang sudah lama tak

disetubuhi, vaginanya sangat menjepit penisku dengan gemas.

Dita sangat merindukan hubungan seks karena sangat ngebet sekali.

“Kau nakal juga Han … urusan pekerjaan sampai begini “ ujar Dita di tengah nafasnya yang kacau

“Iya .. aku akan semakin mudah menulis Mbak Dita “

“Oh .. jangan kau tulis hubungan seks ini, sayang “

“Nggak Mbak .. aku janji “ kataku dengan terus melawan nafsu Dita yang liar itu, tubuhnya naik turun

di atasku menggenjotku. Tubuhnya semakin cepat menggenjot seolah akan merasakan orgasme.

“Han .. kau mau .. mau muncak .. ayo “ ajak Dita dengan semakin cepat dan liar naik turun, aku

mengimbangi gerakan itu dengan semakin keras meremas buah dadanya.

“Iya .. keluarkan saja “ kataku sambil terus memberikan perlawanan, tubuh Dita semakin cepat dan

vaginanya menjepit dua kali lipat penisku, kutahan orgasmeku agar tidak muncrat, Dita menengang sangat

kaku menelikung seperti busur panah

“Aaaaaaaku …. oooooh ……….saaaaaaampaiiiiiii “ teriak Dita dengan membusungkan dadanya dan

kuremas untuk memaksimalkan orgasmenya kedua,

Dita sampai mengejan berkali kali di atas tubuhku. Tubuhnya menegang dengan kakunya lalu kemudian

lemas dalam pelukanku da, kuberikan pelukan mesra dan kuberikan elusa di pungungnya.

Tubuh seksi berkeringat itu diam dalam pelukanku. kubiarkan diam saja dan aku hanya memeluknya dengan

mesra. Lalu Dita mulai bersuara.

“Terima kasih, sayang .. telah memuaskan aku .. kau memang hebat Han ..” puji Dita dengan memberikan

kecupan di bibirku

“Iya sama sama .. “ BANDARQ



LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya


“Kontolmu hebat, sayang .. aku suka .. ntar aku putusan saja sama pacarku “ kata Dita dengan memohon

Hubungan kita hanya seks, sayang .. seks dan pekerjaan .. “

“Please … aku suka kamu, sayang .. kau ganteng .. pintar dan nakal .. “ ujar Dita dengan memegang

kepalaku

“Ah .. “ ujarku dengan memberikan senyuman mesra

“Mau ya jadi pacarku .. aku butuh pelampias seperti ini Han .. kalo nggak dipuasi aku bisa cepat

marah”

“Kalo itu sih gampang … rembugan kita belum selesai .. Mbak Dita dah ngebet minta seks sih”

“Idih .. kau nakal juga “

“Aku tahu kok Mbak Dita pengin gini .. mancing mancing make pakaian minim mengundang nafsuku”

“Lha aku suka kamu kok .. kalo nggak digituin kamu nggak bakalan mau “

“Kalo Mbak Dita jadi pacar gelapku sih mau saja “

“Asli deh .. aku sudah bosan sama dia … mainnya kasar banget … “

“Oh ya .. “

“Please .. jadi pacarku ya … apalagi anakku suka kamu … “ ujar Dita dengan memandangku mesra

“Aku sudah punya pacar je … “

“Putusin deh .. apapun yang kau inginkan aka kukabulkan .. minta apa saja deh “

“Cintaku tak bisa dibeli dengan apapun kecuali dengan begini “ kataku sambil memeluknya lebih erat

“Terima kasih, sayang .. ntar kita lanjutin ya .. semprot tempekku dengan air manimu .. hamili aku,

sayang”

Dita tergolek lemas dalam pelukanku, tubuhnya mengkilat berkeringat, dari vaginanya menetes cairan

orgasmenya membasahi sprei, ketika penisku kutarik cairanya menetes lagi.

Rambutnya acak acakan, yang aku suka dari Dita adalah suka ngomong jorok sekali, lebih jorok dibanding

artis lain yang pernah kutiduri, Anne J Cotto atau Andi Soraya masih kalah jorok dengan Dita ini.

“Sabar deh .. ntar aku puasi Mbak Dita “

“Tempek ah .. kontol ah … “ ujar Dita  jorok sekali.

“Ih .. jorok banget sih “ kataku sambil memberikan elusan mesra di buah dadanya, posisiku menindih

Dita dengan penisku menancap dengan nikmat di vagina Dita .

“Habis kalo nggak jorok nggak nikmat deh .. ntar tunggu sebentar ya, biarkan penismu yang besar ini

kuurut dengan vaginaku, hmmmm .. kontolmu kujepit dalam tempekku dulu “

“Ya deh … “

“Kontolmu wajib masuk ke tempekku Han … aku suka kontolmu yang gedhe itu, kontol terbesar yang sudah

masuk ke tempekku … tempekku merasa bangga dimasukan kontol besar, nanti semprot air manimu ya … aku

sudah lama nggak dientot deh …”

“Iya ya .. “ sambil mulai menggoyang naik turun dengan pelan dan disambut ciuman ganas Dita .

“Sayang, remas susuku, remas buah dadaku .. Oh .. iya .. “

Aku justru malah bermain dengan mulutku di punting buah dada Dita  yang besar itu, buah dadanya yang

besar itu aku remas sebelah kiri dan sebelah kanan puntingnya aku sedot sedot seperti menyusui.

Dalam mulutku kugigit punting itu dengan pelan lalu kusedot sedot sekerasku sehingga membuat Dita 

menggelinjang tak karuan, kedua tangannya meremas kepalaku dengan mesra

“Awwww .. enak Han .. sedot terus .. Oh .. aku suka akan kamu, sayang .. “ erang Dita dengan

menggelengkan kepalanya kanan kiri, sambil merem melek keenakan

Aku menikmati kuluman punting buah dada Dita dengan nikmat, gantian punting sebelah kiri aku kerjai

dan buah dada sebelah kanan aku gantian remas remas, buah dadanya yang kenyal dan mengeras itu sangat

membuatku puas sekali.

Belahan buah dadanya merupakan tempat yang nikmat, kujilati buah dadanya sebelah kiri, kemudian menuju

ke belahan itu dan aku menjilati dengan menelan keringatnya. Kemudian naik menuju ke leher Dita itu.

Sesampai di depan bibirnya aku langsung melumat habis bibirnya yang seksi itu. Dita sampai megap megap

melawan serbuah bibirku, lidahku menyapu langit langit dalam mulut Dita , Dita tak kuat melawan ciuman

bibirku, sehingga menarik kepalaku

“huuuuuaaaah .. brenti han .. aku .. aku .. nggak kuat “ kata Dita mencegahku melumat bibirnya, namun

aku tetap saja kembali menyerbu bibirnya sehingga mau tak mau Dita melayaninya, aku mulai menarik

turunkan pantatku dengan pelan,

Dita mengikutiku sehingga alat kelamin kami beradu lagi, gesekan penisku di dinding vaginanya semakin

mudah untuk memporakporandakan vagina Dita . Tanganku kembali meremas dengan keras buah dada yang

mengeras itu. ADUQ

Deru nafas tak beraturan memenuhi kami. Dita  sangat kepayahan melawan lumatan bibirku, kepalaku

ditariknya dibenamkan di leher sebelah kiri dan aku terus memacunya naik turun, kadang memutar

pantatku dengan gemas, aku semakin cepat menggenjot tubuh basah keringat Dita itu dengan nikmat.

“Han .. aaaaaaaaauhhhhh .. enaknya kontolmu .. auh ..auh … terus .. “ erang Dita dengan garang,

tubuhnya menggelinjang bak cacing kepanasan.

“Aku nggak tahan Han … aaaaaaaaooooooooooooh …. “ erang Dita kembali, penisku serasa kembali dijepit

dengan sangat keras.

“Keluarkan Mbak Dita .. keluarkan lonteku … “

“Iya, sayang .. aku memang lonte .. aku lontemu “ teriak Dita semakin jorok

Aku tersenyum dan kembali menggenjotnya dengan lebih cepat naik turun, belum ada 3 menit Dita kembali

mengerang

“Akuuuu .. mau … sam … paaaaii .. Oh .. lontemu .. Oh .. aku lontemu .. “ teriak Dita 

Aku memberikan remas pada buah dadanya dan melumat habis bibirnya, pantatku semakin cepat menyodoknya

sehingga Five sangat kepayahan, sehingga memuncratkan lahar asmaranya membasahi penisku kembali dengan

cairan orgasmenya.

Tubuhnya berkelonjotan, memelukku dengan lemas dan akhirnya diam tak berkutik. Diam sekitar 5 menit

kemudian mengelus elus punggungku dan aku dibisikinya

“Aku memang lonte, sayang .. cuma bagimu Han .. kau boleh sebut aku apa saja” kata Dita mesra

“Aneh saja kau Mbak “

“Biar .. asal kau wajib menggauliku Han .. wajib hukumnya ya … berarapun minta duit akan kuberi Han’

kata Dita dengan sombong

“Enak juga nyebut Mbak Dita dengan lonte”

“Iya … aku memang lontemu Han … aku adalah WTSmu … kau boleh pakai aku kapan saja”

“Hmmm .. kau sangat binal dan nakal Mbak Dita … genit sekalian “

“Kapan kau keluar Han ? aku capek deh … kontolmu benar benar kuat “


“Ntar juga muncrat .. sabar deh .. sabar lonteku .. sabar WTSku .. aku suka buah dadamu yang besar

ini” ujarku sambil meremasnya

“Auuuuuuuuh .. pelan sayang … “ pekik Dita dengan genit dan nakal serta binal, kedua kakinya menjepit

pinggangku

Kugulingkan tubuh Dita itu, dan kini Dita menindihku, gesekan saat berputar membuat Dita memekik keras

“Saaaaaaakit …….. waduh ..waduh . penismu … kontolmu benar benar galak nih “ pekik Dita dengan

memberikan ciuman mesra namun cuma sebentar ketika kupegang bagian kepalanya agar tidak menghentikan

ciumannya menolak sehingga lepas dari bibirku

“Sayang .. aku nggak kuat akan lumatanmu .. please .. aku kalah “

“Haaahhahha .. “ aku tertawa

“Sekarang keluar manimu .. atau aku akan mengocok kontolmu dengan tanganku agar muncrat”

“Jangan ah .. aku ingin menyemprot vaginamu “ kataku dengan mesra

“Tempek, sayang .. sebut dengan tempek dan adikmu dengan nama kontol … “ ujar Dita dengan tertawa.

Dita kembali menggoyang di atasku, dengan menduduki selakanganku, Dita dengan sangat garang melakukan

gerakan menggoyang dengan keras dan berpegangan pada kedua dengkulku,

Dita memacu dengan memaksa agar aku muncrat, kakinya dirapatkan sehingga penisku serasa diurut dengan

sangat hebat, aku serasa nggak tahan, tanganku menggapai gapai buah dada Dita namun tak sampai,

sehingga Dita memegang tanganku dan memajukan dadanya,

Dita membantu aku meremas buah dadanya, buah dadanya semakin kenyal dan keras, Dita naik turun dengan

sangat cepat

“Ayo ..sayang .. lontemu juga mau muncrat lagi” kata Dita dengan jorok

“Iya .. lonteku sayang … “ kataku mengiyakan sebutan Dita dengan lonte. Ya dia memang lonte, suka

pamer aurat sembarangan. Lonte dengan balutan selebriti. Kini lonte bernama Dita berada di atas

tubuhku, menggenjotku dengan sangat liar akan aku menyemprotkan air maniku.

“Aku nggak tahan Mbak ………..awwwwwww .. aku menggelengkan kepalaku “

“Keluarkan,sayang .. aku juga .. kleuar bareng yuk “

Kami kembali saling mengimbangi gerakan sehingga penisku semakin tak kuat menahan desakan, sehingga

tak lama kemudian aku muncrat, penisku memuncratkan lahar isinya dengan menembak ke rahim Dita .

Lebihd ari lima kali penisku menyemburka isinya dan disambut dengan cairan orgasme Dita , tubuh Dita 

ambruk dalam pelukanku. Penisku serasa kempes, namun belum benar benar layu, setengah ngaceng dalam

vagina Dita , kami diam lama sekali, malah tertidur di sore hari itu. Setengah jam kemudian Dita 

membangunkan aku.

“Jam berapa ?” tanyaku

“Masih jam 4,sayang … bobok sini ya .. keloni aku “ pinta Dita 

“Boleh .. kita ntar main lagi ya” kataku dengan tersenyum

“Ih … kau benar benar hebat .. aku kalah deh .. ntar malam lagi .. janji ya di rumah ini nggak boleh

makai pakaian, kalo mau makan kudu telanjang, jika kau ingin menyodokku lakukan saja “ kata Dita 

dengan mesra

“Baik .. “

“Hmmm … soal bayaran bikin web ntar aku atur .. kuberi bonus deh .. tapi kau kudu janji ya .. kalo aku

butuh kamu harus datang .. “

“Mbak .. kenal sama Febbiola kagak ?” tanyaku

“Kenal .. mang kenapa ? mau nyoba kesintalan dia ?” tanya Dita dengan tertawa

“Iya deh .. “


Baca Juga : Satpam yang Tersesat dalam Gairah Kenikmatan Suster Cantik 


“Nggak boleh .. kau adalah milikku .. dan aku milikmu .. “

“Kau lonteku tak berhak ngatur “ kataku dengan nakal

“Jadiin aku pacarmu deh “ pintanya dengan mengelus kepalaku

“Beri dulu Febbiola .. aku ingin ngentoti dia “ kataku memberikan pilihan

Kunikmati Perselingkuhan Dengan Keponakanku

“Ih .. sulit menyakinkan dia deh .. gimana kalo Emma Waroka saja?“ Dita memberikan pilihan

“Aku mau tapi aku hanya bisa memberi lampu hijau kau jadi pacarku ..”

“Kok gitu sih “

“Sementara urusan kita seks dan pekerjaan, kau boleh panggil aku kapan saja menyetubuhimu, dan kau

sebagai lonteku kalo aku butuh kudu siap”

“Adil .. “ kata Dita dengan singkat.

**  TAMAT **

Bisnis Dengan Tante Girang Binal

LaguQQ: Situs BandarQ DominoQQ Poker QQ Online Terpercaya KISAHDESAH   :   Kali ini terasa agak dingin dihembus kipas angin dari atas. Kuamb...